Di pasar saham Indonesia, saham-saham dapat diklasifikan menjadi saham lapis satu (saham blue chip / big caps), saham lapis dua (second liner) dan saham lapis tiga atau biasa dikenal dengan saham gorengan.
Saham blue chip adalah saham-saham dengan market cap diatas 100 triliun, dan perusahaanya memiliki fundamental mapan serta market leader di sektor industrinya. Misalnya saham BBCA, ASII, TLKM, BBNI, BMRI, UNVR, CPIN.
Saham second liner (lapis dua) adalah saham-saham dengan market cap antara 5 sampai dibawah 100 triliun. Saham lapis dua umumnya punya fundamental cukup bagus, namun masih dibawah perusahaan blue chip. Beberapa contoh saham-saham lapis dua: PWON ACES, JPFA, AALI, PTBA, ADRO, ANTM dan lain-lain.
Saham gorengan (lapis tiga) adalah saham-saham dengan market cap dibawah 5 triliun, dan pergerakan harga sahamnya umumnya tidak terlalu stabil seperti saham blue chip dan saham second liner. Beberapa contohnya: LAND, FILM, KONI, HDFA, dan lain-lain.
Sebagai referensi tambahan, anda bisa baca juga perbandingan saham blue chip, second liner dan saham gorengan disini: Saham Big Cap Vs Saham Middle Cap. Saham Big Cap Vs Saham Small Cap. Saham Middle Cap untuk Trading.
Tentu saja klasifikasi saham ini bukan hanya sekedar untuk teori. Tetapi anda perlu mengetahui klasifikasi saham tersebut supaya anda bisa mengatur portofolio saham lebih baik.
Karena saham blue chip, second liner dan saham gorengan memiliki tingkat risiko dan kualitas saham yang berbeda.
SAHAM BLUE CHIP
Saham blue chip adalah saham-saham yang paling likuid di Bursa Efek, karena market cap-nya paling besar. Jadi secara fluktuatif, pergerakan saham blue chip juga paling stabil.
Saham blue chip cocok untuk trader yang ingin mengurangi risiko trading, karena saham blue chip banyak ditradingkan, maka saham-saham blue chip juga lebih mudah dianalisa pergerakannya dengan analisa chart.
Diatas adalah contoh grafik saham blue chip, di mana grafik saham blue chip lebih berpola dan pergerakannya relatif lebih stabil.
Saham blue chip biasanya memiliki pola-pola yang lebih mudah dibaca trader ketimbang saham gorengan. Dalam kondisi IHSG normal, saham blue chip akan membentuk pola-pola rebound-koreksi berulang dalam waktu 1-3 harian. Sehingga saham blue chip cocok untuk tipe trader low risk, yang tidak terlalu suka pergerakan saham high volatility.
Tetapi bukan berarti saham blue chip tidak ada risikonya. Saham blue chip adalah saham-saham yang memberikan pengaruh besar pada IHSG, karena market cap-nya besar.
Oleh karena itu, ketika IHSG sedang turun, atau market lagi jatuh karena banyak berita negatif yang mempengaruhi pasar saham, saham-saham blue chip-lah yang akan jatuh duluan.
Sehingga, pergerakan IHSG juga memberikan pengaruh besar pada IHSG. Risikonya, kalau anda beli saham blue chip pada saat IHSG / pasar saham kita lagi lesu, maka saham-saham blue chip yang anda beli umumnya akan akan ikut turun.
SAHAM SECOND LINER
Saham second liner merupakan saham2 yang likuid, tetapi market capnya tidak sebesar saham blue chip. Kinerja fundamentalnya juga tidak se-mapan perusahaan blue chip.
Saham second liner jumlahnya jauh lebih banyak daripada saham blue chip. Selain itu, saham2 second liner secara nominal harga kebanyakan juga lebih murah daripada saham blue chip, sehingga saham2 second liner lebih terjangkau dengan modal kecil.
Saham second liner bisa menjadi alternatif trading untuk anda yang ingin beli saham2 likuid dan pergerakannya bagus, tetapi modal anda masih sedikit. Selain itu, dengan trading di saham second liner, anda juga punya pilihan saham lebih banyak.
Tetapi saham second liner juga ada risikonya. Banyak juga saham second liner yang pergerakannya kurang bagus, terutama jika terjadi perubahan fundamental secara signifikan.
Contohnya seperti saham-saham konstruksi BUMN second liner yaitu WIKA WSKT PTPP ADHI yang mengalami penurunan laba bersih, sehingga harga sahamnya jatuh.
Jadi kalau anda ingin trading di saham second liner, anda tetap harus melakukan screening saham. Pilihlah saham2 yang secara teknikal tren-nya bagus. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.
SAHAM GORENGAN
Saham gorengan adalah saham-saham yang pergerakan harganya tidak stabil, likuiditasnya rendah dan pergerakan harganya sulit dianalisa dengan analisis teknikal.
Karena market cap-nya kecil, maka saham-saham gorengan ini lebih mudah 'digoreng' bandar. Sehingga harga sahamnya mudah naik puluhan persen dalam waktu singkat. Namun sebaliknya, risiko saham gorengan adalah harga sahamnya mudah turun drastis dalam waktu singkat juga.
Diatas adalah contoh chart saham gorengan. Anda bisa lihat volume yang tipis, tiba-tiba melonjak. Anda juga bisa lihat harga saham gorengan yang awalnya sideways tiba2 naik drastis dalam waktu cepat, dan turun lagi.
Saham gorengan lebih cocok untuk trader yang menerapkan prinsip high risk high return. Dan saham-saham gorengan umumnya cocok buat para trader yang ingin menerapkan trading menitan, karena saham2 gorengan lebih mudah naik cepat dalam hitungan menit.
Pelajari juga cara-cara memilih saham lapis tiga dan manajemen risikonya: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading.
CARA DIVERSIFIKASI SAHAM UNTUK TRADER
Sebagai trader, ada baiknya anda melakukan diversifikasi pemilihan saham. Jangan memasukkan semua modal di saham gorengan, karena risikonya besar.
Sebaliknya, jangan memasukkan semua modal juga di saham blue chip, karena saat IHSG jatuh, saham blue chip-lah yang akan jatuh duluan.
Anda bisa diversifikasi katakanlah 50% modal untuk trading saham2 blue chip. Kemudian 45% untuk saham2 lapis dua dan sisanya trading di saham gorengan untuk scalping.
Dalam praktikknya, strategi diversifikasi ini bisa memberikan anda pilihan saham lebih banyak, dan variasi strategi, sehingga anda bisa lebih fleksibel menghadapi market.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.