Seperti kita ketahui, Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu analisa fundamental, yaitu analisa valuasi saham sederhana yang dapat digunakan untuk melihat saham-saham yang harganya murah secara fundamental.
Di pos ini: PER Murah Tapi Saham Tidak Likuid? Kita sudah membahas saham-saham dengan Price Earning Ratio yang kecil dan undervalued. Tapi ternyata banyak saham yang PER-nya murah namun analisis teknikalnya tidak likuid.
[Rekan-rekan yang ingin belajar analisis fundamental saham dan cara-cara membaca laporan keuangan untuk investasi, analisa valuasi & harga wajar saham, anda bisa pelajari full praktiknya disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert].
Seperti yang kita bahas di pos tersebut, kita mencontohkan saham SPMA dan KDSI yang secara PER sudah sangat undervalued, tapi ternyata sahamnya adalah saham tidur dan nyaris tidak ditradingkan.
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa tidak semua saham yang PER-nya undervalued adalah saham yang layak dibeli. Saya sering melihat trader yang mengatakan "Saham A PERnya sudah murah, pasti bisa naik lagi".
Namun kenyataannya walaupun PER sahamnya murah, sahamnya malah turun terus. Karena kinerja fundamentalnya kurang bagus. Di satu sisi, analisa teknikalnya juga tidak menarik.
Jadi sebagai trader dan investor, anda tidak disarankan membeli saham hanya karena PER-nya murah. Kalau anda ingin membeli saham dengan PER murah, ada baiknya anda memilih saham PER murah dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Cari PER murah yang teknikalnya bagus
Kalau anda menemukan saham dengan PER murah, sebaiknya cek terlebih dahulu analisa teknikalnya. Kalau saham PER murah tapi analisa teknikalnya seperti ini dengan volume sangat tipis dan nyaris tidak ada pergerakan:
Apakah anda yakin tetap mau membeli sahamnya? Saham yang PER-nya murah namun sahamnya jarang ditradingkan atau saham-saham gorengan, biasanya harga sahamnya juga akan sulit untuk naik.
Jadi saran saya, pilihlah saham dengan PER murah yang ANALISA TEKNIKAL-nya juga bagus. Pilihlah saham PER murah yang chartnya juga sudah terdiskon dan saham2 yang likuiditasnya bagus.
Kalau anda menemukan saham-saham LQ45 atau saham-saham blue chip dengan PER undervalued, anda bisa prioritaskan untuk buy and hold ketimbang membeli saham2 yang pergerakannya tidak likuid.
2. Cari PER murah yang kinerja keuangannya baik
PER adalah analisa valuasi saham, yaitu buat melihat saham-saham yang murah secara fundamental. Jadi ada baiknya, anda menggabungkan analisa PER dengan analisis fundamental.
Carilah PER murah yang kinerja fundamentalnya bagus. Karena faktanya banyak juga saham dengan PER murah namun tidak diimbangi dengan fundamental yang menarik.
Investor saham akan cenderung tertarik membeli saham yang murah dan kinerjanya bagus. Karena hal ini ibarat anda membeli barang bagus di harga diskon.
Kalau selama ini anda sering melihat saham yang valuasinya sudah sangat murah, akan tetapi sahamnya malah turun terus dalam jangka panjang, cobalah untuk analisa fundamentalnya, terutama analisa laporan keuangan dan perbandingan kinerja di sektor industrinya.
Para pelaku pasar tidak hanya sekedar mencari saham yang PER-nya murah. Namun kinerja fundamental juga menjadi pertimbangan investor dan trader untuk membeli suatu saham.
Saham yang market capnya kecil, jarang ditradingkan, kinerjanya tidak menarik di sektor usahanya, tentu saja kurang menarik bagi market untuk mengoleksi sahamnya.
3. Momentum market mempengaruhi kemampuan saham untuk naik
Walaupun analisa teknikal dan fundamentalnya bagus serta PER sudah undervalued, tetapi faktanya memang bisa jadi saham tersebut turun lagi. Kondisi market (IHSG) yang masih turun / bearish membuat saham-saham masih sulit untuk naik karena tekanan jual dan panic selling yang masih tinggi.
Buat anda yang ingin membeli saham PER murah, ada baiknya anda melihat juga kondisi market / IHSG dan sentimen2 yang ada saat itu. Jika market masih bearish dan harga saham pada jatuh, anda bisa beli saham2 PER murah secara bertahap atau wait and see sampai tekanan jual dan sentimen negatif mulai reda.
Kita barangkali ingat saat market bearish tahun 2008 atau 2020 (saat pandemi). Banyak saham fundamental bagus dengan PER murah. Tapi karena market masih lesu, saham-saham tersebut masih turun lagi.
Setelah sentimen2 negatif mulai reda, mulai ada sentimen dan berita2 positif di market, saham-saham sudah bertahan di bottom price-nya, disitulah saham-saham yang valuasinya murah dengan fundamental bagus naik duluan.
SAHAM MURAH IBARAT BARANG BAGUS YANG DISKON
Saham yang murah analoginya seperti barang bagus dengan harga diskon. Kalau ada barang bagus dengan harga murah, orang pasti akan membelinya.
Sebaliknya, kalau ada barang murah tapi kualitasnya jelek dan kurang menarik, orang pasti tidak berminat untuk membeli barangnya. Barang murah dengan kualitas baik akan lebih banyak dicari.
Konsep ini juga sama seperti saham dengan PER murah. Tidak semua PER murah itu menarik. PER murah yang menarik adalah PER murah yang didukung dengan analisa teknikal dan kinerja perusahaan yang baik.
Momentum market saat itu juga mempengaruhi minat market untuk koleksi sahamnya. Jadi setelah anda menemukan saham-saham dengan PER murah, lakukan screening saham lanjutan dengan melihat analisa teknikal dan fundamentalnya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.