Saham-saham second liner (lapis dua) adalah saham-saham yang yang punya kapitalisasi pasar menengah (dibawah saham blue chip). Jumlah saham second liner di Bursa Efek cukup banyak.
Banyak trader saham lebih suka mencari saham second liner buat trading, ketimbang saham blue chip karena saham-saham second liner jumlahnya banyak, sehingga trader punya variasi pilihan saham buat trading.
Di satu sisi, saham-saham second liner umumnya lebih murah (secara nominal) dibandingkan mayoritas saham blue chip, sehingga saham second liner lebih terjangkau buat trader modal kecil.
Kebanyakan saham second liner, walaupun market cap-nya tidak sebesar saham-saham blue chip, tetapi fluktuatifnya juga cukup cepat. Buat anda yang ingin mengetahui apa saja saham-saham second liner, di pos ini kita membahas saham-saham second liner di Bursa Efek:
Saham second liner yang kita bahas disini adalah saham-saham yang memiliki market cap diatas 3 triliun dan dibawah 100 triliun. Berikut daftar saham second liner:
1. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
2. PT Timah Tbk (TINS)
3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
4. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
5. PT Pabrik Kertas Twiji Kimia Tbk (TKIM)
6. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
7. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
8. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
9. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
10. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
11. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
12. PT Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA)
13. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
14. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)
15. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
16. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
17. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
18. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
19. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
20. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
21. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
22. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
23. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
24. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
25. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
26. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS)
27. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
28. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
29. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
30. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
31. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
32. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
33. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)
34. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
35. PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
36. PT Indosat Tbk (ISAT)
37. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
38. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
39. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM)
40. PT Bank Pembangunan Daerah Jawab Barat & Banten Tbk (BJBR)
41. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
42. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
Ada juga saham-saham second liner yang market cap-nya relatif agak kecil, yaitu dibawah Rp10 triliun sampai diatas 3 triliun. Berikut beberapa daftar saham-sahamnya:
1. PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
2. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
3. PT Petrosea Tbk (PTRO)
4. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)
5. PT Indika Energy Tbk (INDY)
6. PT Integra Indo Cabinet Tbk (WOOD)
Itulah daftar saham-saham second liner di Bursa Efek. Sebenarnya masih ada saham-saham second liner dengan market cap diantara R5-99 triliun seperti ULTJ, MLPL, LPKR. Namun daftar saham second liner yang kita ulas diatas adalah saham2 second liner yang pergerakannya masih cukup likuid.
Dan mayoritas saham second liner diatas merupakan saham-saham anggota LQ45 atau saham2 yang pernah jadi anggota LQ45. Karena jumlah saham second liner itu sangat banyak, faktanya tidak semua saham second liner punya likuiditas yang bagus walaupun market cap-nya mungkin lumayan besar.
Tidak sedikit juga saham second liner yang pergerakan harganya sangat tidak beraturan. Misalnya saham LPKR yang market cap-nya sekitar 11 triliun, namun anda bisa perhatikan pola chartnya:
Saham LPKR jatuh selama 1 minggu lebih tanpa ada rebound. Pola saham seperti ini tentu cukup berisiko untuk trader.
Saham-saham dengan market cap dibawah 10 triliun atau bahkan diatas 10 triliun, sebenarnya juga bisa masuk dalam kategori 'saham gorengan'. Karena market cap diantara 10 triliun sebenarnya adalah market cap yang tergolong kecil, sehingga beberapa saham dengan middle-small cap terkadang mudah 'digoreng' bandar.
Jadi untuk memilih saham-saham second liner buat trading, anda juga harus selektif, karena tidak semua saham second liner bagus. Banyak saham second liner yang pergerakan harganya tidak beraturan dan tidak likuid (jarang ditransaksikan meskipun market capnya diatas 10 triliun).
Sebagai trader, anda boleh memiliki pertimbangan subjektif untuk menilai apakah suatu saham termasuk dalam saham second liner atau saham gorengan.
Tips yang aman buat trader pencari saham second liner, anda bisa prioritaskan saham-saham second liner di indeks LQ45. Karena mayoritas saham LQ45 adalah saham2 second liner yang lebih banyak ditransaksikan.
Selain itu, saham-saham second liner yang likuid (punya pergerakan fluktuatif yang jelas), juga bisa anda manfaatkan untuk trading walaupun mungkin market cap-nya tidak terlalu besar.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.