Money management saham berkaitan erat dengan kemampuan trader dan investor untuk mengelola modal yang dimiliki. Karena trading & investasi butuh duit, anda harus bisa mengelola uang tersebut agar bisa menghasilkan profit dan berkembang.
Money management juga berkaitan dengan metode yang anda gunakan untuk membeli saham. Membeli saham dengan money management yang baik, membuat kita bisa mengatur portofolio dan menganalisa harga beli yang bagus.
Dalam praktikknya, terdapat 3 money management saham yang berkaitan erat dengan membeli saham. Berikut ketika money management yang biasa digunakan:
1. Lump Sump
Lump sump adalah membeli saham dengan cara beli sekaligus (satu kali) dengan modal besar. Sebagai contoh, anda menggunakan modal Rp10 juta untuk membeli saham PGAS di harga 1.200.
Dengan metode lump sump, anda membeli saham PGAS secara langsung di harga 1.200 dengan modal Rp10 juta tersebut.
Strategi lump sump sebaiknya diterapkan jika anda memang benar-benar yakin bahwa saham yang anda beli adalah saham yang harganya sudah bagus, dan saham tersebut adalah saham-saham andalan anda, bukan saham gorengan atau saham yang anda beli dengan coba-coba/ masi menguji sistem trading.
Kelebihan lump sump
- Dengan beli saham sekali modal besar, jika saham anda naik, maka keuntungan anda akan jauh lebih terasa
- Tidak perlu terlalu banyak mikir strategi averaging, karena anda cuma beli sekali
Kekurangan lump sump
- Jika saham yang anda beli turun, maka floating loss anda jauh lebih terasa, karena anda langsung beli dengan modal besar
- Tidak memiliki sisa modal untuk beli lagi di harga bawah jika saham anda turun
Untuk mengatasi kekurangan strategi lump sump, maka sebelum membeli saham, anda harus melakukan analisa lebih mendalam mengenai saham yang akan dibeli. Dan pilihlah saham2 yang memang anda pahami pergerakannya.
Karena banyak juga trader yang menggunakan strategi lump sump, membeli saham dengan modal besar hanya karena terbawa faktor emosi (ingin cepat untung besar di market).
2. Dollar Cost Averaging (DCA)
Dollar Cost Averaging (DCA) adalah membeli saham dengan cara mencicil (beli bertahap), dan menambah porsi saham dengan nominal yang sama secara konsisten.
Sebagai contoh, anda ingin membeli saham BBRI di harga 4.200. Anda membeli BBRI dengan modal Rp5 juta. Lalu 1 minggu kemudian, anda membeli lagi saham BBRI dengan modal yang sama yaitu Rp5 juta (bisa pada harga yang berbeda).
DCA cocok diterapkan untuk anda yang tidak memiliki modal besar diawal untuk beli saham. Maka anda bisa menerapkan beli bertahap. Dan untuk investor yang menerapkan metode nabung saham, strategi DCA bisa diterapkan.
Misalnya di bulan pertama anda nabung saham SIDO sebanyak Rp3 juta. Kemudian bulan kedua nabung saham SIDO lagi sebanyak 3 juta dan seterusnya sampai batas waktu yang anda tentukan. Anda bisa membeli di harga yang berbeda-beda, namun dalam strategi DCA, anda membeli sahan nominal yang konsisten / sama.
Kelebihan Dollar Cost Averaging
- Cocok untuk anda yang punya modal kecil
- Bisa beli saham di harga lebih murah, sehingga average price bisa lebih rendah
- Lebih teratur dalam manajemen modal
- Cocok diterapkan untuk investor dengan metode nabung saham
Kekurangan Dollar Cost Averaging
- Jika saham yang anda beli ternyata naik, anda tidak bisa mendapatkan harga rata-rata lebih murah
- Harus lebih sering memantau harga supaya anda bisa averaging di harga-harga yang bagus
3. Averaging Up & Down
Averaging adalah membeli saham secara bertahap dengan cara beli nyicil. Averaging up dan averaging down pada dasarnya sama dengan strategi Dollar Cost Averaging. Yang membedakan adalah, strategi averaging tidak harus dilakukan dengan menambah porsi saham pada nominal yang sama.
Kalau pada DCA, anda membeli bertahap dengan jumlah Rupiah yang sama. Kalau pada averaging, anda bisa menambah porsi saham dengan jumlah Rupiah yang berbeda.
Averaging maupun DCA bisa diterapkan menggunakan strategi averaging up dan averaging down. Averaging up adalah membeli saham dengan cara menambah porsi ketika harganya naik. Sedangkan averaging down adalah membeli saham dengan cara menambah porsi ketika harganya sedang turun
Averaging up dan averaging down bagus diterapkan untuk anda yang belum memiliki modal besar. Atau untuk anda yang belum yakin membeli saham sekaligus, sehingga dengan metode averaging, anda masih memiliki banyak modal untuk beli saham, jika sewaktu-waktu saham yang anda beli harganya turun.
Di web Saham Gain, kita beberapa kali sudah sempat membahas strategi averaging. Anda bisa pelajari kembali tulisannya pada pos-pos berikut: Averaging Down dan Averaging Up Saham, dan Strategi Averaging Down Saham yang Benar.
Money Management Saham |
Itulah tiga money management saham yang bisa diterapkan ketika anda memutuskan untuk membeli saham. Jadi membeli saham itu tidak harus dilakukan dengan sekali beli modal besar. Anda bisa menerapkan beli saham secara bertahap.
MONEY MANAGEMENT: LUMP SUMP ATAU AVERAGING?
Saya sering dapat pertanyaan dari trader: "Bung Heze, sebaiknya saya beli saham sekali saja pakai modal besar, atau beli pakai strategi averaging? Mana yang efektif?"
Diatas tadi kita sudah memaparkan kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi money management. Intinya, semua strategi bagus untuk diterapkan selama anda memahami cara menggunakan strategi2 tersebut.
Lump sump sebaiknya diterapkan buat anda yang memang yakin BERDASARKAN ANALISA OBJEKTIF, bahwa saham yang anda beli harganya bakalan naik.
Lump sump hendaknya diterapkan pada saham2 yang bagus, yang anda pahami pola pergerakannya. Hindari beli saham modal besar hanya karena anda ikut-ikutan trader lain. Hal ini membuat strategi lump sump justru menjadi berisiko.
Averaging up dan averaging down sangat bagus diterapkan untuk anda yang masih BELUM YAKIN kalau saham yang anda beli harganya bakalan naik tinggi. Buat yang masih ragu-ragu, anda bisa pertimbangkan untuk beli saham modal kecil dulu.
Kalau ternyata saham yang anda beli turun, anda masih punya banyak modal untuk averaging down, sehingga anda bisa dapat harga rata2 lebih murah dan lebih mudah untuk take profit.
Tapi kalau ternyata saham yang anda beli naik, at least anda sudah memiliki sahamnya, walaupun beli dengan modal besar. Tetap saja anda punya kesempatan untuk dapat profit.
Strategi averaging seperti yang kita bahas, juga bagus diterapkan buat anda yang memiliki modal kecil. Sehingga anda tidak wajib beli saham dengan modal besar sekali. Anda bisa pertimbangkan untuk beli bertahap.
Baik lump sump maupun averaging, anda harus melakukannya dengan dasar ANALISA. Strategi averaging tidak menjamin anda untung jika anda asal beli saham. Ingat juga, bahwa modal yang anda miliki terbatas.
Jadi jangan lupakan money management dalam trading dan investasi saham. Tiga strategi ini bisa diterapkan sesuai dengan karakter anda masing-masing.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.