Dalam analisis laporan keuangan, analisis keuangan Return on Investment (ROI) merupakan analisis fundamental yang cukup populer dan banyak digunakan buat menganalisa kemampuan profitabilitas perusahaan.
Sesuai namanya, Return On Investment berarti pengembalian atas investasi. ROI melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit (laba bersih) dari investasi yang ditanamkan. Semakin besar ROI, berarti investasi yang ditanamkan perusahaan mampu menghasilkan pengembalian berupa profit.
RUMUS ROI adalah: (Pendapatan Investasi - Investasi Awal)/ Investasi Awal x 100%. Kita juga sudah bahas tentang Return on Investment disini: Analisis Rasio Keuangan: Rumus dan Makna Return on Investment. Anda bisa baca-baca kembali.
Banyak para investor atau rekan-rekan yang sedang melakukan analisis keuangan, ingin menganalisa ROI, tetapi rekan2 bingung bagaimana cara menghitung ROI pada laporan keuangan.
Apalagi ROI salah satu komponen ROI adalah 'Investasi' Dimana kita bisa menghitung investasi di laporan keuangan? Di pos ini kita akan membahas cara menghitung ROI pada laporan keuangan.
Supaya kita tidak bingung mencari angka-angka ROI pada laporan keuangan, maka kita mengacu pada metode Du Pont Analysis. Du Pont Analysis menyatakan bahwa rumus ROI adalah:
Earning After Interest and Tax adalah laba bersih setelah pajak dan bunga (atau biasa disebut sebagai laba bersih). Angka ini bisa anda dapatkan di laporan laba rugi perusahaan.
Sedangkan total aset adalah penjumlahan dari aset lancar + aset tidak lancar. Angka total aset bisa anda dapatkan di laporan posisi keuangan perusahaan. Total aset mewakili seluruh nilai investasi perusahaan.
Anda selama ini mungkin bertanya-tanya: Dimana nilai investasi perusahaan di laporan keuangan? Kalau anda ingin melihat investasi yang ditanamkan, ya dari aset-aset perusahaan itu sendiri.
Karena aset-aset yang dimiliki perusahaan inilah yang digunakan untuk menjalankan dan mengembangkan operasionalnya, sehingga bisa mencetak profit. Atas dasar inilah pendekatan Du Pont menjadi rumus laba bersih / aset total sebagai perhitungan Return on Investment (ROI).
Jadi sebenarnya ROI itu hampir sama dengan Return On Assets (ROA). Seperti kita ketahui, metode analisis Du Pont, menjabarkan analisa Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).
Kita pernah bahas analisis Du Pont dalam analisa fundamental disini: Analisis Rasio Du Pont dan Contohnya. Dalam analisis Rasio Du Pont, ROA dijabarkan menjadi:
Lalu kenapa dalam pendekatan Du Pont rumus ROI menggunakan laba bersih / total aset alias mirip dengan ROA? Kenapa ROI tidak diambil dari analisa ROE saja? Sebenarnya ROI itu dapat dijabarkan menjadi ROA dan ROE:
Tetapi ROA lebih sering dipakai dalam perhitungan analisa Return on Investment karena ROA mencakup seluruh total aset perusahaan, di mana total aset didapatkan dari utang dan ekuitas.
Sedangkan ROE adalah pendanaan dari ekuitas saja (Rumus ROE adalah laba bersih / ekuitas total). Investment perusahaan bukan hanya dilihat dari ekuitas, tapi dari keseluruhan total asetnya (utang + ekuitas). Maka dari itu, ROA lebih komplit atau lebih mewakili analisa ROI.
Kalau mau dijabarkan lagi, analisis Du Pont menjabarkan ROI menjadi beberapa ukuran rasio berikut:
Nah, kalau kita jabarkan, maka rumus ROI seperti diatas. Kalau disingkat, akan menjadi laba bersih / total aset.
CARA MENGHITUNG ROI PADA LAPORAN KEUANGAN
Sekarang kita akan mencari angka-angka ROI di laporan keuangan riil perusahaan. Kita akan menggunakan contoh laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Berikut laporan keuangan INDF:
Maka didapatkan perhitungan ROI sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan ROI INDF sebesar 6% di tahun sebelumnya. ROI tersebut turun menjadi 5% di tahun berjalan.
Interpretasi ROI: Semakin besar ROI, maka semakin bagus perusahaan tersebut dari segi profitabilitas. ROI yang semakin besar berarti perusahaan mampu menghasilkan laba bersih dari investasi-investasinya.
ROI penting bagi investor saham, karena tentu tidak ada investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan yang investasinya tidak balik modal / tidak bisa menghasilkan profit. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada kelangsungan hidup perusahaan.
ROI sebesar 5% artinya investasi perusahaan mampu kembali sebesar 5%. Pada rasio INDF diatas, ROI mengalami penurunan dari 6% menjadi 5%. Artinya, terdapat penurunan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan investasinya menjadi laba bersih.
Untuk menyimpulkan bagus tidaknya ROI, anda harus membandingkan dengan sektor industri sejenis. Atau perlu anda lihat tren ROI perusahaan selama 5 tahun kebelakang, untuk melihat kecenderungan analisa trennya.
Dengan demikian, anda bisa menyimpulkan bagus tidaknya ROI yang dihasilkan. Itulah cara menghitung ROI pada laporan keuangan, dan penjelasan ROI untuk analisis fundamental.
maaf min gambarnya ngga muncul mungkin bisa segera diperbaiki min, terimakasih.
ReplyDeleteSudah saya cek, gambarnya muncul baik gambar rumus maupun LK-nya. Mungkin bisa coba refresh
Delete