Moving Average (MA) merupakan indikator analisis teknikal saham yang cukup populer, dan memiliki banyak manfaat. Moving Average bisa menjadi alat bantu trader untuk melihat titik support resisten suatu saham, melihat arah dan potensi perubahan tren saham.
Moving Average termasuk dalam indikator lagging, sehingga MA dapat anda gunakan untuk menganalisa letak support resisten dan membantu melihat potensi rebound, reversal ataupun breakdown suatu saham. Pelajari juga: Analisis Teknikal: Indikator Leading Vs Indikator Lagging.
Seperti kita ketahui, settingan indikator Moving Average ada beberapa jenis, mulai dari Simple Moving Average (SMA), Exponential Moving Average (EMA), Weighted Moving Average (WMA), dan beberapa indikator MA lainnya.
Dari beberapa jenis setting indikator MA, EMA merupakan settingan Moving Average yang banyak digunakan oleh trader jangka pendek yang ingin meraih profit harian sampai batas 1 minggu trader. Hal ini karena EMA memberikan sinyal harga saham yang lebih cepat ketimbang SMA, sehingga trader bisa mengambil keputusan untuk trading pendek.
Beberapa trader juga berpendapat bahwa EMA memberikan sinyal yang cepat namun lebih smooth dibandingkan WMA, sehingga dapat meminimalkan fake signal dibandingkan WMA.
Pada pos ini, kita akan belajar cara setting indikator EMA pada software online trading saham. Setiap software trading menyediakan fitur untuk setting indikator MA. Namun mungkin untuk trader pemula masih bingung cara setting MA di software charting.
Berikut cara setting indikator EMA:
1. Indikator --> Averages / Price Indicator --> Moving Average
Pertam-tama, anda bisa cari menu chart / grafik di software masing-masing. Setelah itu, cari menu Indikator. Pilih Averages atau Price Indicator (Tergantung nama tampilan di software masing-masing), kemudian pilih indikator Moving Average (MA). Contoh tampilannya seperti berikut:
2. Method --> Exponential
Kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut:
Untuk setting indikator EMA, pada bagian Method anda bisa pilih yang Exponential (Mengacu pada Exponential Moving Average / EMA).
Jangan lupa setting Time Periods Moving Average. Sebagai contoh, Time Periods 5 hari mengacu pada 5 hari perdagangan Bursa, dan seterusnya. Pada contoh disini, kita menggunakan Time Periods 25 (MA25) yang mengacu pada Moving Averages 1 bulan.
Biasanya Time Periods Moving Averages yang banyak dipakai adalah MA5, MA10 (untuk jangka pendek). MA25, MA50, MA60, MA100 untuk analisa tren yang lebih panjang.
3. Muncul tampilan EMA pada grafik saham
Setelah anda memilih Time Periods dan Exponential Moving Average, maka akan muncul tampilan garis EMA sebagai berikut:
Itulah garis Exponential Moving Average (EMA, lihat garis biru yang saya beri tanda panah), pada grafik saham. Anda mungkin bertanya: "Apa bedanya indikator EMA dengan indikator MA lainnya seperti SMA dan WMA? Bukannya di grafik tampilannya terlihat hampir sama"
Pada pos ini: Indikator Moving Average: Perbedaan EMA, WMA dan SMA, sebenarnya kita juga sudah membahas perbedaan ketika indikator Moving Average tersebut. Seperti yang kita ulas, indikator EMA memberikan sinyal yang lebih cepat dan lebih dekat pada pergerakan harga saham dibandingkan SMA. SMA adalah settingan indikator MA default.
Sehingga indikator EMA seringkali digunakan oleh trader yang ingin mencetak profit cepat di market. Sedangkan pada WMA, sinyal yang dihasilkan lebih cepat ketimbang EMA, sehingga terkadang dikhawatirkan memberikan fake signal. Sebagai contoh, anda bisa perhatikan tampilan indikator SMA berikut:
Anda bisa bandingkan perbedaan garis SMA dengan EMA. Garis indikator EMA terlihat lebih volatil dan dekat ke pergerakan harga saham dibandingkan SMA. Jadi indikator SMA EMA dan WMA walaupun mirip-mirip, tetapi setting indikator ini bisa lebih bermanfaat untuk tipe trader yang berbeda.
Indikator Moving Average tentu saja bukan hanya sekedar digunakan untuk teori analisa teknikal. Dengan analisa MA, anda dapat memanfaatkannya buat meraih profit buat trading jangka pendek.
Namun kekurangan Moving Average adalah banyaknya variasi settingan time frame. Hal ini seringkali membingungkan trader dalam memilih indikator MA yang terbaik, karena terlalu banyak trial and error tentu juga akan berisiko.
Tetapi indikator MA sendiri sebenarnya bisa dilakukan dengan kombinasi analisa dan time frame yang simpel dan akurat untuk membaca saham-saham yang berpotensi naik, sehingga anda tidak perlu terlalu banyak trial and error untuk menentukan MA yang paling akurat.
Untuk anda yang ingin mendalami lebih banyak praktik menganalisa moving average dan menggunakan MA praktis buat analisa saham, membaca saham2 yang akan rebound, reversal, maupun saham2 yang berpotensi koreksi dengan MA, anda bisa pelajari full praktikknya disini: Moving Average Praktis.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.