Indikator leading merupakan indikator saham yang memberikan sinyal pergerakan harga saham, apakah sinyal saham tersebut sudah masuk dalam sinyal buy, atau sinyal sell. Baca juga: Analisis Teknikal: Indikator Leading Vs Indikator Lagging.
Seperti kita ketahui, jumlah indikator leading cukup banyak. Namun hanya ada beberapa indikator leading yang populer dan sering digunakan oleh banyak trader. Salah satunya adalah indikator Stochasic Oscillator (SO).
Indikator Stochastic adalah indikator saham yang terdiri dari perpotongan dua garis, dan terdapat garis jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold).
Kegunaan indikator stochastic untuk memberikan sinyal trading, yaitu apakah saham sudah masuk di sinyal beli atau sinyal jual. Selain itu, stochastic juga memberikan informasi pada trader apakah saham sudah kemahalan (overvbought) atau murah (oversold). Baca juga: Cara Mengukur Indikator Overbought dan Oversold Saham.
Stochastic merupakan indikator leading populer, karena stochasic memberikan informasi perpotongan dua garis, sehingga bagi trader saham lebih mudah untuk menginterpretasikan sinyal buy dan sell dari indikator tersebut. Anda bisa pelajari juga cara baca stochastic disini: Cara Menggunakan Indikator Stochastic Oscillator.
Buat sebagian trader pemula, mungkin anda masih bingung bagaimana cara setting indikator Stochastic Oscillator pada software online trading. Pada pos ini, kita akan mengulasnya. Berikut adalah cara settting indikator Stochastic Oscillator:
1. Masuk ke menu chart --> Indikator --> Stochastic Oscillator atau Stochastic
Pada beberapa software online trading, mungkin nama indikator-nya adalah stochastic. Stochastic dan stochastic oscillator sebenarnya sama saja. Tergantung dari nama yang ada pada software trading masing-masing.
2. Setting indikator stochastic
Setelah itu, indikator stochastic akan menampilkan default setting seperti yang anda lihat diatas. Indikator stochastic terdiri dari dua garis yaitu garis %K dan garis %D. Garis %K adalah garis sinyal dan garis %D adalah garis Moving Average.
Default setting stochastic di software saham pada umumnya adalah 5,3,3. Anda bisa menggunakan settingan default ini dulu. Kalau dalam perkembangannya anda ingin menguji sistem trading, anda bisa utak-atik parameternya.
Kemudian untuk garis %D yang merupakan garis Moving Average, anda bisa memilih Method: Simpel, Exponential atau Weighted Moving Average. Baca juga: Indikator Moving Average: Perbedaan EMA SMA WMA.
Untuk settingan defaultnya adalah Simple Moving Average. Simple MA adalah settingan Moving Average yang paling umum. Buat langkah awal, anda bisa gunakan Simple MA.
Kemudian anda bisa setting juga warna garis Stochastic (Lihat bagian color). Karena SO terdiri dari dua garis, anda bisa menggunakan warna yang berbeda supaya lebih mudah untuk membedakan garis SO. Setelah itu, klik OK.
3. Setelah itu, muncullah tampilan indikator Stochastic Oscillator
Perhatikan, indikator stochastic terdiri dari dua garis. Ketika kedua garis berpotongan keatas, maka itu adalah sinyal beli. Ketika kedua garis melandai kebawah, itu adalah sinyal jual.
Indikator Stochastic juga terdiri dari dua buah garis, yaitu overbought (jenuh beli, lihat panah merah) dan oversold (jenuh jual, lihat panah hijau). Garis overbought pada stochastic berada diatas 80. Sedangkan garis oversold berada dibawah area 20. Stochastic terdiri dari garis 0-100.
Apabila indikator Stochastic berada diatas garis 80, maka dapat dikatakan harga saham sudah mulai masuk jenuh beli alias mulai mahal. Sebaliknya jika indikator stochastic berada dibawah garis 2, maka saham sudah masuk ke jenuh jual, alias mulai murah.
Cara baca stochastic lebih detail sudah pernah kita bahas pada pos berikut: Cara Menggunakan Indikator Stochastic Oscillator. Anda bisa pelajari kembali.
4. Memahami Stochastic dan Slow Stochastic
Biasanya pada software saham ditampilkan dua stochastic, yaitu Stochastic dan Slow Stochastic seperti yang anda lihat diatas. Lalu apa perbedaannya?
Stochastic sebenarnya mengacu pada fast stochastic. Sesuai namanya, fast stochastic memberikan sinyal buy dan sell yang lebih cepat dan pergerakan garis stochasticnya lebih volatil dibandingkan slow stochastic.
Sedangkan slow stochastic memberikan sinyal buy sell yang lebih lambat, sehingga garis stochasticnya akan terlihat lebih smooth. Untuk lebih jelasnya, anda bisa perhatikan perbedaan keduanya:
Perhatikan garis slow stochastic (Diatas) dan fast stochastic (Dibawah). Terlihat bahwa fast stochastic memiliki garis yang lebih fluktuatif dan bergelombang dibandingkan slow stochastic.
Saya pribadi lebih suka pakai fast stochastic, karena perbedaannya dengan slow stochastic sebenarnya tidak terlalu jauh, dan fast stochastic juga memberikan sinyal yang lebih cepat, sehingga lebih bagus untuk trader jangka pendek.
Indikator stochastic juga harus dikombinasikan dengan analisa teknikal lainnya seperti indikator lagging, support resisten, analisa candlestick. Karena indikator saham tidak bisa berdiri sendiri. Dengan kombinasi analisa teknikal, anda bisa menghasilkan sinyal trading yang lebih bagus.
Itulah cara setting indikator Stochastic Oscillator. Semoga bermanfaat untuk anda.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.