Dalam investasi saham, kita mengenal strategi investasi dividen. Dalam bahasa investasi, strategi dividen ini disebut dengan INCOME INVESTING. Investasi pada saham yang rajin bagi dividen seringkali dilakukan oleh investor yang ingin mendapatkan PASSIVE INCOME dari saham.
Income investing merupakan investasi dengan membeli saham-saham perusahaan yang rajin membagikan dividen setiap tahun. Biasanya investor lebih selektif memilih perusahaan yang membagikan dividen per saham dengan nominal besar.
Hal ini karena banyak perusahaan yang rajin membagikan dividen. Tetapi tidak semua perusahaan membagikan dividen besar. Banyak juga perusahaan yang membagikan dividen kecil.
Nah pada strategi income investing, investor akan cenderung memilih saham-saham yang bagi dividen besar. Baca juga: Perusahaan yang Rutin Bagi Dividen dan Saham yang Bagi Dividen 2 Kali Setahun.
"Berarti enak ya Pak Heze kalau kita investasi di saham-saham yang rajin bagi dividen, kita bisa dapat passive income yang besar" Kata anda.
Saya setuju. Tapi tidak ada metode investasi saham yang 100% paling bagus dan unggul. Strategi investasi dividen pun juga memiliki kekurangan-kekurangan.
Sehingga saya kurang setuju kalau ada yang mengatakan income investing adalah strategi investasi yang paling bagus dan aman. Nah kalau anda punya keinginan untuk menerapkan income investing, anda harus pahami terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan strategi tersebut.
Anda harus pahami apakah income investing sesuai dengan karakter dan kemampuan modal anda masing-masing. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan strategi investasi dividen.
KELEBIHAN INVESTASI DIVIDEN
1. Mendapatkan passive income
Income investasi adalah strategi investasi yang bisa dilakukan jika anda ingin mendapatkan passive income. Artinya untuk mendapatkan keuntungan dari saham, anda tidak perlu mengandalkan kenaikan harga saham, mengandalkan fluktuatif, menunggu saham anda naik untuk dijual.
Anda bisa mendapatkan keuntungan secara tanpa harus melakukan apapun. Dividen biasanya dibagikan setahun sekali. Namun ada beberapa perusahaan seperti BBCA UNTR ASII dan lain-lain yang rajin bagi dividen interim (2 kali setahun).
2. Tidak perlu sering memantau harga saham
Investasi dividen berarti anda mengandalkan pendapatan dari dividen saja. Sehingga anda tidak perlu terlalu sering memantau pergerakan harga saham.
Ingat walaupun anda investasi, terkadang anda juga harus pantau harga saham, terutama kalau valuasi saham sudah mahal, saham sudah mulai sulit naik, anda harus pertimbangkan untuk jual untung investasi anda.
Namun pada investasi dividen, anda mungkin hanya perlu sesekali saja melihat harga saham, terutama jika ingin menambah modal. Sehingga strategi income investing sangat cocok buat anda yang tidak punya waktu melihat market, ataupun waktu untuk menganalisa saham lebih banyak.
3. Mengurangi risiko dalam investasi
Dengan catatan anda membeli saham-saham yang fundamentalnya baik dan rajin membagikan dividen besar, maka income investing merupakan strategi untuk mengurangi risiko dalam investasi.
Karena perusahaan yang bisa membagikan dividen besar dan rutin adalah perusahaan yang kinerjanya mapan dan tata kelolanya bagus, sehingga memiliki pondasi yang kuat.
Kalau anda investasi di perusahaan2 seperti ini, tentu risikonya jauh lebih kecil, dibandingkan investasi pada perusahaan2 yang baru growth dengan tingkat utang besar.
Perusahaan-perusahaan yang rajin bagi dividen besar dan rutin seperti BBCA BBRI BBNI BMRI ICBP ASII TLKM biasanya adalah market leader di sektor industrinya, di mana harga sahamnya juga lebih cepat naik setelah turun tajam. Sehingga faktor kenyamanan menyimpan saham2 tersebut dalam jangka waktu lama juga lebih tinggi.
KEKURANGAN INVESTASI DIVIDEN
1. Butuh modal besar
Dividen yang anda dapatkan sesungguhnya nominalnya nggak terlalu besar. Apalagi anda hanya mendapatkan dividen setahun sekali (atau maksimal 2 tahun jika perusahaan bagi dividen interim).
Sebagai contoh dividen saham BBCA adalah Rp432 per saham. Katakanlah harga saham BBCA adalah 32.500. Anda memiliki modal Rp33 juta untuk investasi saham BBCA. Maka anda bisa memiliki 10 lot saham BBCA (Rp32.500 x 10 lot x 100 lembar saham).
Maka dividen yang anda dapatkan adalah sebesar Rp432.000 (Rp432 x 10 lot x 100 lembar saham). Itu dapatnya per tahun. Apakah dengan Rp432.000 passive incomenya sudah mencukupi untuk anda?
Kalau anda ingin dapat passive income sampai Rp5-10 juta per bulan, tentu saja anda butuh modal besar untuk mencapainya. Inilah salah satu kelemahan income investing, di mana anda harus punya modal gede kalau passive income dividen-nya bisa lebih terasa.
2. Butuh waktu agak lama untuk mencapai passive income yang besar
Untuk mencapai passive income yang besar, anda membutuhkan waktu yang agak lama, karena anda harus menyisihkan modal setiap bulan buat membeli saham / menambah porsi saham yang sama atau istilahnya nabung saham. Baca juga: Strategi Nabung Saham yang Efektif.
Kecuali kalau memang anda sudah punya duit gede, mungkin untuk mencapai passive income idaman bukan masalah besar. Tapi kalau modal anda masih sedikit, anda harus memanage keuangan supaya anda bisa menabung saham rutin tiap bulan.
3. Kurang cocok untuk multi bagger profit
Kenaikan nilai dividen dibandingkan tahun sebelumnya biasanya tidak terlalu signifikan. Sehingga passive income yang anda dapatkan di saham rata-rata nominalnya tidak meningkat signifikan.
Buat anda yang ingin mendapatkan profit besar dari investasi saham, terutama buat yang mengincar multi bagger profit, maka strategi income investing ini kurang cocok untuk diterapkan.
Di satu sisi, perusahaan yang rajin bagi dividen rutin & besar umumnya adalah perusahaan2 dengan kinerja mapan, sehingga kenaikan harga sahamnya pun juga tidak terlalu signifikan dalam jangka menengah - panjang.
Catatan: Strategi investasi dividen bisa digunakan sebagai sarana untuk meraih profit besar kalau anda menggunakan strategi membeli saham yang tepat. Namun strategi investasi dividen kurang tepat untuk mengincar multi bagger profit.
Itulah seluk beluk strategi investasi dividen alias income investing. Dengan memahami hal ini, anda bisa memutuskan sesuai dengan karakter anda, apakah sebaiknya anda investasi dividen atau tidak.
Kalau anda tipe investor konservatif (menyukai risiko sangat rendah), income investing bisa menjadi pilihan. Namun jika anda tipe investor agresif (tidak suka risiko terlalu rendah), income investing kurang cocok untuk anda.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.