Dalam analisis laporan keuangan (analisis fundamental), kita mengenal analisa untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang cukup populer yaitu: Analisis rasio keuangan.
Salah satu analisis rasio keuangan yang penting untuk investor saham adalah analisis rasio profitabilitas. Profitabilitas merupakan analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (profit).
Karena profit perusahaan ibarat hidup mati perusahaan. Kalau perusahaan tidak bisa memperoleh profit, perusahaan tidak akan bisa beroperasi dengan baik. Perusahaan tidak bisa membayar biaya-biaya operasionalnya. Singkatnya, prospek perusahaan jelek.
Jadi analisa profitabilitas harus menjadi fokus investor, yaitu untuk anda yang membeli saham dengan tujuan investasi jangka panjang.
Margin laba bersih (Net Profit Margin) merupakan salah satu analisis rasio keuangan profitabilitas yang sering digunakan investor untuk menganalisa kemampuan perusahaan dalam mencetak profit dan kesehatan tren profitabilitas.
Margin laba bersih (Net Profit Margin/ NPM) adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih dari penjualan / pendapatannya.
RUMUS MARGIN LABA BERSIH
Berikut adalah rumus margin laba bersih:
Margin laba bersih dihitung dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dan bunga (Laba bersih / net income) dengan penjualan bersih kemudian dikalikan 100%. Margin laba bersih dinyatakan dalam satu persentase.
Interpretasi Margin Laba Bersih: Semakin besar rasio margin laba bersih, artinya profitabilitas perusahaan semakin baik. Demikian pula sebaliknya. Rasio margin laba bersih menunjukkan seberapa besar perusahaan bisa menghasilkan laba bersih dari penjualan atau pendapatan bersihnya.
Sebaliknya, jika margin laba bersih semakin kecil, hal ini menunjukkan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan laba bersih dari pendapatan-nya.
Mengapa anda perlu melihat margin laba bersih?
Komponen utama dalam laporan laba rugi adalah pendapatan (penjualan bersih) dan beban. Beban-beban yang ada di dalam laporan laba rugi umumnya mencakup beban operasional dan non-operasional, terutama:
- Beban pokok penjualan
- Beban penjualan
- Beban umum dan administrasi
- Beban operasi lainnya
- Beban bunga / keuangan
- Beban pajak
Beban-beban tersebut akan menjadi faktor pengurang pendapatan bersih. Semakin tinggi beban-beban perusahaan dalam laporan laba rugi, maka laba bersih perusahaan akan semakin tergerus.
Jadi kalau perusahaan bisa mencetak kenaikan pendapatan bersih, namun tidak diimbangi dengan efisiensi biaya, hal ini akan menggerus profitabilitas secara keseluruhan.
Kalau anda lagi baca-baca laporan keuangan, anda akan menemukan perusahaan2 yang penjualan bersihnya naik, tetapi laba bersihnya malah turun. Hal ini terjadi karena terjadi pembengkakan biaya, yang menggerus laba bersih.
Inilah pentingnya analisa margin bersih, supaya anda tidak hanya melihat naik turunnya pendapatan bersih sebagai ukuran bagus tidaknya fundamental perusahaan, namun anda perlu melihat analisa laba bersih yang lebih dalam. Jadi rasio margin laba bersih dapat digunakan untuk menganalisa:
1. Kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi beban
Margin laba bersih yang besar bisa menunjukkan kemampuan perusahaan melakukan efisiensi beban. Karena jika penjualan bersih tinggi tidak diimbangi dengan efisiensi biaya, tentu hal ini akan berdampak pada laba bersih yang rendah, sehingga membuat margin laba bersih menjadi kecil.
Dalam praktik, terkadang kita menemukan penjualan bersih yang turun atau stagnan, tetapi laba bersihnya naik. Hal ini terjadi karena perusahaan bisa melakukan efisiensi biaya.
2. Kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan bersih
Terkadang perusahaan membutuhkan biaya-biaya yang besar di periode tersebut (misalnya untuk biaya pemasaran dan distribusi yang lebih besar), sehingga perusahaan tidak selalu bisa 100% melakukan efisiensi biaya secara maksimal, karena perusahaan memang membutuhkan biaya tersebut.
Hal ini bisa disiasati dengan cara meningkatkan penjualan bersih, melalui peningkatan promosi, pangsa pasar, fungsi pemasaran, meningkatkan kepercayaan konsumen.
Sehingga margin laba bersih yang besar juga bisa mengindikasikan bahwa perusahaan mampu meningkatkan pendapatan bersihnya, walaupun biaya-biaya juga mengalami kenaikan.
Dengan memahamui, margin laba bersih, anda bisa melakukan analisa profitabilitas yang lebih luas, dengan membandingkan akun-akun yang ada di laporan laba rugi.
CARA MENGHITUNG MARGIN LABA BERSIH
Oke, anda sudah paham tentang rumus margin laba bersih dan pentingnya rasio ini dalam analisa fundamental terutama untuk investor. Sekarang kita akan masuk contoh cara menghitung margin laba bersih.
Disini kita menggunakan contoh laporan keuangan perusahaan go public, yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Untuk menghitung margin laba bersih, seluruh angkanya bisa anda dapatkan pada laporan laba rugi. Berikut laporan keuangan laba rugi INDF:
*** Laporan keuangan INDF disajikan dalam Jutaan Rupiah
Setiap sektor industri bisa memiliki nama akun yang berbeda. Misalnya sektor perbankan, penjualan bersih ditulis sebagai pendapatan bunga. Untuk sektor jasa ditulis pendapatan jasa. Anda hanya perlu menyesuaikan dengan laporan keuangan setiap perusahaan.
Berikut perhitungan margin laba bersih INDF selama dua tahun:
Cara Menghitung Laba Bersih |
Pada margin laba bersih INDF diatas, didapatkan rasio NPM sebesar 7,71% di tahun sebelumnya. Rasio NPM ini mengalami peningkatan di tahun berjalan menjadi 10,71%. Artinya, terdapat kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kontribusi laba bersih dari penjualan bersihnya semakin tinggi.
Kemudian anda bisa lihat persentase kenaikan laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya adalah sebesar 48%. Sedangkan persentase kenaikan penjualan bersih sebesar 7%.
Artinya, dengan peningkatkan penjualan bersih yang hanya sebesar 7%, perusahaan mampu menghasilkan kenaikan laba bersih sebesar 48%. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa perusahaan mampu meminimalkan beban-bebannya, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan kontribusi peningkatan laba bersih.
Kesimpulannya, berdasarkan NPM diatas, dapat dikatakan INDF memiliki profitabilitas yang cukup bagus. INDF mampu meningkatkan margin laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, terutama kalau anda ingin investasi saham, maka anda harus melakukan pengamatan margin laba bersih yang lebih dalam.
Pertama, anda perlu membandingkan persentase NPM perusahaan dibandingkan sektor sejenis. Apabila NPM INDF lebih besar dibandingkan rata2 sektor industrinya, maka kemampuan perusahaan mencetak profit dapat dikatakan bagus. Demikian pula sebaliknya.
Kedua, untuk menganalisa NPM lebih akurat, ada baiknya anda menganalisa tren NPM minimal 5 tahun. Tujuannya untuk melihat apakah selama 5 tahun, kinerja NPM perusahaan cenderung meningkat atau turun.
Ketiga, analisa NPM juga perlu dikombinasikan dengan analisa-analisa fundamental lainnya, misalnya analisa EPS, ROE, DER dan valuasi saham. Karena tidak ada satu analisa fundamental yang bisa berdiri sendiri.
Semoga pos ini bisa menambah wawasan kita tentang analisis fundamental, yaitu salah satu cara melakukan analisa laporan keuangan menggunakan rasio margin laba bersih untuk analisa profitabilitas.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.