Dalam analisis laporan keuangan, Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk melihat komposisi struktur modal perusahaan, yaitu untuk menganalisa penggunaan struktur utang dan modal sendiri (ekuitas).
Dengan menganalisa DER, anda bisa melihat seberapa sehat tingkat utang yang digunakan perusahaan. Penggunaan utang yang terlalu besar di dalam struktur modal dapat meningkatkan risiko keuangan, yang berujung pada risiko pailit.
Dalam praktiknya di market, investor biasanya cenderung menghindari perusahaaan dengan DER yang terlalu besar. Kita bisa lihat contoh saham SRIL, di mana saham SRIL dijual investor secara masif, karena SRIL memiliki risiko keuangan yang tinggi (Utang sangat besar, dan tidak didukung dengan ekuitas yang tinggi).
Rumus Debt to Equity Ratio (DER) adalah = Utang total / Ekuitas total.
Angka-angka tersebut bisa anda cari di laporan keuangan perusahaan. Buat anda yang baru pertama kali belajar membaca laporan keuangan, anda mungkin masih bingung dimana letak-letak angka total utang dan total ekuitas. Jadi, di pos ini kita akan membahasnya.
CARA MENGHITUNG DER DI LAPORAN KEUANGAN
Angka utang total dan ekuitas total semuanya bisa anda cari melalui laporan posisi keuangan (Laporan neraca). Laporan posisi keuangan adalah laporan keuangan perusahaan yang berisi informasi ASET, UTANG dan EKUITAS.
Baca juga: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan. Disini kita akan menggunakan contoh perusahaan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER). Berikut adalah laporan posisi keuangan (Neraca) MYOR:
Utang total adalah Jumlah Liabilitas (Liabilitas jangka pendek + Liabilitas jangka panjang). Anda bisa lihat pada tanda persegi warna biru diatas. Kemudian ekuitas total adalah Jumlah Ekuitas. Anda bisa lihat pada tanda persegi warna hijau diatas.
Untuk melihat total ekuitas, anda juga bisa melihatnya pada laporan perubahan ekuitas. Nilainya sama saja. Jadi untuk menghitung DER, semua total utang dan total ekuitas adalah angka-angka yang anda masukkan.
Jangan hanya mengambil utang jangka pendek atau utang jangka panjang saja. Dari informasi laporan keuangan MYOR diatas, maka didapatkan nilai Debt to Equity Ratio (DER) sebagai berikut:
DER MYOR di tahun sebelumnya adalah 0,92 kali. Di tahun berjalan, DER MYOR turun menjadi 0,75 kali. Artinya, utang total Mayora adalah sebesar 0,92 kali dari total ekuitasya di tahun lalu. Sedangkan di tahun ini, utang total Mayora turun jadi 0,75 kali dari total ekuitasnya.
INTERPRETASI DAN CARA MEMBACA DER
DER dibawah 1 kali artinya dalam komposisi struktur modal, perusahaan menggunakan utang yang lebih kecil daripada ekuitas. Sedangkan DER 1 kali, artinya jumlah utang dan ekuitas perusahaan sebanding atau sama besar.
DER diatas 1 kali, artinya utang perusahaan lebih besar ketimbang ekuitas. Misalnya perusahaan memiliki DER sebesar 2 kali itu artinya utang perusahaan 2 kali lebih besar daripada ekuitasnya.
Pada rasio DER Mayora diatas, didapatkan kesimpulan bahwa DER MYOR selama 2 tahun nilainya selalu dibawah 1 kali. Berarti selama 2 tahun, pendanaan struktur modal MYOR lebih didominasi dari penggunaan ekuitas daripada utangnya.
DER yang sehat umumnya adalah DER di kisaran 1-1,5 kali, dan DER dibawah 1 kali. Karena DER yang nggak terlalu besar dapat meminimalkan risiko keuangan dan risiko membengkaknya beban bunga.
Tapi untuk menganalisa sehat tidaknya DER secara lebih akurat, anda harus membandingkan dengan rata-rata DER di perusahaan sejenis. Jika DER perusahaan A sebesar 2 kali. Tapi rata-rata DER di sektor sejenis adalah 3-4 kali, maka DER perusahaan A dapat dikatakan masih relatif sehat.
Namun jika rata-rata DER industri sejenis adalah 1 kali, sedangkan perusahaan A DER-nya sebesar 2 kali, maka DER perusahaan sudah harus anda waspadai.
Selain itu, DER besar juga belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut jelek. Biasanya perusahaan yang sedang dalam tahap bertumbuh (Growth), umumnya menggunakan pendanaan utang yang relatif besar, karena perusahaan butuh dana lebih untuk ekspansi.
Dalam hal ini, kalau anda menemukan DER perusahaan yang tinggi, anda harus menganalisa lebih dalam, apa penyebab DER perusahaan tinggi? Apakah karena memang perusahaan lagi ekspansi besar-besaran?
Atau jangan-jangan DER perusahaan besar karena nggak bisa bayar utang, dan "tutup lubang" dengan cara nambah utang lagi? Kalau anda menemukan perusahaan seperti ini, sebaiknya anda hindari untuk investasi, karena risiko pailitnya tinggi.
Waspadai juga jika perusahaan punya DER tinggi, sehingga beban bunga meningkat drastis di laporan laba rugi, yang pada akhirnya menggerus laba rugi perusahaan. Kita sudah membahas contohnya pada pos berikut: Cara Mencari Beban Bunga pada Laporan Keuangan.
DER sering digunakan sebagai salah satu analisa untuk patokan berinvestasi. Biasanya perusahaan dengan DER kecil (dibawah 1) seperti perusahaan Sido Muncul, Mayora, Siantar Top, harga sahamnya relatif lebih stabil.
DER kecil berarti manajemen perusahaan memiliki tipe manajemen konservatif, di mana perusahaan tidak mau menggunakan utang yang besar, sehingga risiko keuangannya juga kecil.
Perusahaan dengan fundamental bagus dan DER kecil, biasanya harga sahamnya lebih tahan banting di market, ketimbang perusahaan yang DER-nya sangat tinggi.
DER BISA BERBEDA UNTUK SETIAP JENIS INDUSTRI
Menilai sehat tidaknya DER perusahaan juga berbeda untuk setiap sektor industri. Sebagai contoh, industri perbankan. Perusahaan2 perbankan pasti memiliki DER yang sangat besar, dibandingkan perusahaan2 consumer goods atau perusahaan sektor jasa.
Hal ini karena Simpanan Nasabah seperti Giro, Tabungan, Deposito Berjangka dimasukkan sebagai komponen utang alias kewajiban, sehingga otomatis DER perbankan sangat besar.
Sehingga untuk industri perbankan, kita tidak bisa mengatakan kalau DER 2 kali, 5 kali adalah DER yang berbahaya, karena setiap sektor industri punya karateristik yang berbeda-beda.
Anda bisa pelajari juga beberapa cara dan interpretasi Debt to Equity Ratio pada pos berikut: Analisis Fundamental: Debt to Equity Ratio (DER).
Itulah cara menghitung DER di laporan keuangan, dan beberapa analisa DER yang harus anda lakukan untuk melihat sehat tidaknya struktur modal perusahaan.
Perhitungan DER ini apakah lebih baik menggunakan total liabilitas atau liabilitas yang berupa utang bank saja?
ReplyDeleteHarus pakai total liabilitas
Delete