Right Issue (RI) adalah salah satu aksi korporasi perusahaan yang dilakukan dengan cara menerbitkan saham baru pada harga pelaksanaan yang sudah ditetapkan perusahaan.
Jika anda belum paham tentang right issue, dan cara menebus right issue, anda bisa pelajari pada pos-pos berikut ini: Arti & Ilustrasi Right Issue - Part I dan Arti & Ilustrasi Right Issue - Part II.
Pada pos ini, kita akan membahas lebih banyak mengenai dampak harga saham setelah right issue, karena aksi korporasi ini dapat memberikan pengaruh besar ke harga saham.
Belakangan ini sempat ramai berita perusahaan blue chip perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan melakukan right issue. Setelah pengumuman right, issue harga saham BBRI cenderung turun, sehingga banyak yang bertanya:
"Apakah right issue bisa membuat harga saham turun? Kenapa saham cenderung turun ketika perusahaan mengumumkan right issue?"
Ada dua hal penting yang perlu anda pahami tentang right issue:
Pertama, jika harga pelaksanaan right issue berada DIATAS harga pasarnya, maka harga saham akan cenderung naik mendekati harga right issenya.
Misalnya harga pasar saham saat ini adalah 3.000. Perusahaan akan melakukan right issue dengan harga pelaksanaan 3.500. Maka harga saham akan CENDERUNG naik mendekati 3.500.
Kedua, jika harga pelaksanaan right issue berada DIBAWAH harga pasarnya, maka harga saham akan cenderung turun mendekati harga right issuenya.
Misalnya, harga pasar saat ini adalah 5.000. Kemudian harga pelaksanaan right issuenya adalah 4.700. Maka harga saham berpotensi koreksi ke 4.700 atau setidaknya mendekati itu.
Tujuannya, agar para investor bisa menebus right issue di harga pelakasanaan-nya, sehingga harga saham akan naik atau turun menyesuaikan dengan harga right issuenya.
Jadi tidak selalu perusahaan yang melakukan right issue harga sahamnya selalu turun. Kalau harga pelaksanaan right issue berada diatas harga pasar, harga saham akan cenderung naik di kisaran periode right issue.
Sekarang kita ulas corporate action right issue saham BBRI. BBRI akan melakukan right issue, RUPSLB-nya akan ditetapkan 2 minggu kemudian, tetapi harga pelaksanaannya sudah diprediksi di kisaran 3.900 atau 3.500.
So, kita coba ambil harga averagenya = (3.900 + 3.500) / 2 = 3.700. Yap, jadi anggap saja harga pelaksanaan RI-nya ada di kisaran 3.700. Pada saat BBRI mengumumkan akan melakukan RI, harga pasarnya masih di kisaran 4.000-4.070. Perhatikan chart BBRI berikut:
Perhatikan tanda lingkaran. Itu adalah periode di mana BBRI mengumumkan akan melakukan RI. Harganya masih di kisaran 4.000. Setelah itu, harga saham BBRI langsung koreksi drastis sampai ke 3.760-3.800.
Ini menunjukkan bahwa right issue bisa memberikan dampak ke harga saham. Jadi kalau ada perusahaan yang akan right issue, ada baiknya anda melihat harga pelaksanannya di kisaran berapa. Lalu bandingkan dengan harga pasar saat ini: Lebih mahal atau lebih murah?
Sehingga kalau harga pelaksanaan RI-nya ternyata dibawah harga pasar, anda bisa pertimbangkan untuk menghindari dulu sahamnya, karena bisa jadi ada potensi turun.
Anda bisa pertimbangkan koleksi sahamnya ketika harga saham sudah turun mendekati harga right issuenya. Hal ini juga pernah terjadi di saham JSMR, di mana JSMR akan melakukan RI di harga pelaksanaan 4.000. Tapi harga pasarnya masih di 4.500-an.
Sehingga saham JSMR turun terus sampai ke 4.000. Bukan karena sentimen negatif atau kinerja yang jelek, tapi karena market menyesuaikan harga saham dengan harga RI-nya.
Perlu anda ketahui juga, faktanya banyak investor yang sudah bereaksi duluan ketika ada informasi pengumuman right issue, sehingga sebelum right issue (Sebelum RUPSLB), harga saham sudah naik / turun duluan. Hal ini karena pengaruh faktor psikologis market.
Itu artinya kalau ada pengumuman perusahaan akan melakukan right issue, anda harus segera mengambil keputusan, tidak perlu menunggu atau melihat nanti setelah right issue benar-benar dijalankan, karena harga saham umumnya akan bereaksi lebih cepat.
Namun perlu anda ingat, di pasar saham tidak ada rumus yang 100% baku. Memang tidak selalu perusahaan yang akan melakukan right issue, harga sahamnya pasti akan naik dan turun mengikuti harga RI-nya.
Saya juga pernah membahas tentang right issue di postingan FB Saham Gain. Dan ada rekan trader yang bertanya seperti berikut:
Disitu saya juga reply, yang intinya adalah tidak 100% saham akan bergerak mengikuti right issue. Itulah mengapa selalu saya tambahkan kata: "Biasanya" atau "Cenderung". Maknanya adalah kecenderungan akan terjadi seperti itu, tetapi memang tidak 100% menjadi rumus baku.
Dan selama yang saya amati di market, saham-saham yang bergerak mengikuti harga right issuenya biasanya adalah saham-saham blue chip atau saham second liner yang market capnya masih lumayan besar.
Kalau saham-saham gorengan yang akan melakukan right issue, apalagi saham2 yang sepi peminat dan market capnya dibawah 1 triliun, pergerakan harga sahamnya biasanya random atau nggak beraturan.
Karena saham yang likuiditasnya rendah, atau yang kinerja fundamentalnya biasa-biasa saja, para investor biasanya tidak akan terlalu merespon aksi korporasi.
Hal ini juga sering terjadi pada perusahaan yang melakukan stock split, di mana saham2 gorengan yang melakukan stock split, seringkali harga sahamnya tetap tidak likuid dan turun terus.
Jadi kalau anda ingin menganalisa lebih jauh tentang right issue dan dampak terhadap harga saham di market, coba analisa saham-saham blue chip (biasanya yang dampaknya paling besar) dan saham-saham second liner.
Untuk saham-saham market cap kecil, atau saham yang fundamentalnya tidak terlalu bagus, anda juga boleh menganalisanya. Namun biasanya pergerakan harga sahamnya akan cenderung random.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.