Saham yang sedang turun dianggap sebagai peluang profit bagi trader. Ketika saham-saham lagi turun, anda punya kesempatan untuk membeli sahamnya di harga bawah dan jual di harga tinggi ketika naik.
Pelajari juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. Strategi trading paling simpel adalah membeli saham-saham yang sedang turun dan ual ketika naik.
Karena menemukan saham yang lagi turun di market tidaklah sulit. Setiap hari pasar saham mengalami fluktuatif, dan pasti ada saham-saham yang harganya lagi turun. Bahkan dalam kondisi pasar saham naik, bullish atau rebound, tetap saja ada saham yang turun.
Tapi membeli saham yang sedang turun bukan berarti nggak ada risikonya. Kita tidak pernah tahu kapan saham yang turun akan naik lagi. Bisa jadi saham yang turun harganya masih turun lagi keesokan harinya.
Pada pos ini, kita akan membahas strategi trading saham yang sedang turun, beserta penyebab turunnya harga saham di market, karena hal ini akan mempengaruhi strategi trading yang efektif. Umumnya, ada tiga penyebab harga saham turun:
1. Saham turun karena koreksi normal
Harga saham sangat erat dengan fluktuatif. Kalau harga saham sudah naik, cepat atau lama pasti akan turun. Demikian juga sebaliknya. Siklus saham normal biasanya terjadi antara 1-4 harian (tergantung kondisi market saat itu).
Saham-saham bisa naik 1-4 harian, setelah itu akan koreksi normal. Karena ketika saham sudah naik, pelaku pasar pasti akan melakukan take profit alias jual untung. Dan ketika saham sudah turun 1-4 harian, sehingga mulai murah, saham-saham akan dibeli lagi sehingga harganya naik.
Konsepnya, dalam kondisi pasar saham normal, harga saham tidak mungkin naik terus. Sebaliknya, harga saham juga tidak mungkin terus turun tanpa ada kenaikan.
2. Saham yang turun karena market sedang jatuh
Saham-saham bisa turun lebih banyak lagi daripada saat koreksi normal. Hal ini terjadi ketika kondisi IHSG sedang banyak sentimen negatif.
Anda mungkin pernah menemukan kondisi di mana IHSG turun hampir 2% sehari (Sehingga candle merahnya sangat panjang), atau IHSG yang turun sampai berhari-hari. Hal ini biasanya terjadi karena market sedang dilanda sentimen-sentimen negatif. Contohnya seperti chart IHSG berikut:
Perhatikan tanda2 lingkaran diatas. Bisa kita lihat IHSG turun sampai berhari-hari, beberapa kali terlihat body candlestick merah yang sangat panjang. Itu adalah ciri-ciri IHSG yang sedang turun drastis karena sentimen negatif.
Di saat market turun karena sentimen negatif, biasanya saham-saham yang sudah terlihat murah bisa turun lebih dalam.
3. Saham turun karena perubahan fundamental
Saham-saham tertentu bisa turun karena adanya perubahan kinerja / fundamental perusahaan. Perubahan fundamental secara drastis, misalnya penurunan laba bersih secara signifikan, atau tata kelola perusahaan bermasalah akan membuat harga saham turun drastis.
Misalnya saham2 sektor konstruksi yang mengalami penurunan laba bersih secara drastis seperti saham WIKA, membuat harga sahamnya turun dalam jangka waktu lama:
Perhatikan saham WIKA diatas, di mana harga sahamnya turun secara berangsur (tanda persegi), dan hanya disertai sedikit technical rebound, bahkan saham WIKA turun 2 minggu berturut-turut, karena perubahan kondisi fundamental.
TIPS MEMBELI SAHAM YANG SEDANG TURUN
Sehingga untuk membeli saham yang sedang turun, anda membutuhkan strategi trading yang benar. Jangan asal membeli saham hanya karena terlihat lagi turun, karena "level turunnya" saham bisa berbeda-beda.
Ada beberapa tips yang bisa anda terapkan di market, khususnya untuk anda yang ingin membeli saham-saham yang sedang turun:
1. Screening saham yang pergerakannya bagus atau mengikut IHSG
Prioritaskan saham-saham yang pergerakan trennya bagus (Yang memiliki fluktuatif harga yang jelas). Pilihlah saham2 yang pergerakannya cenderung mengikut IHSG seperti saham-saham LQ45, karena saham2 yang berpola jelas, lebih mudah dianalisa.
Dari sekian banyak saham yang ada, anda harus melakukan SCREENING, untuk mendapatkan STOCK PICK saham berkualitas. Stock pick ini nantinya berisi saham-saham yang bagus dan layak untuk ditradingkan, sehingga anda bisa menghindari saham-saham turun yang berisiko.
Anda bisa pelajari full praktik dan strategi screening saham bagus, yang bisa diterapkan buat level trader pemula - expert disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus.
2. Pilih saham yang sudah murah / diskon
Tidak semua saham turun adalah saham yang murah atau diskon. Saham yang turun masih bisa turun lagi apabila anda membeli saham pada momentum yang salah.
Oleh karena itu, pilihlah saham turun yang memang sudah murah atau diskon secara teknikal. Saham diskon memiliki potensi technical rebound yang lebih cepat daripada saham2 yang sudah turun namun belum mencapai level diskon alias murah.
Ada beberapa strategi dan variasi simpel buat menemukan saham-saham yang sudah terdiskon secara teknikal. Anda bisa pelajari strategi2nya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
3. Beli pakai modal sedikit (Strategi akumulasi)
Kalau anda belum yakin saham turun yang anda beli bakalan langsung naik, anda bisa terapkan strategi beli bertahap atau strategi akumulasi. Strategi beli saham dengan modal kecil ini efektif diterapkan terutama pada saat IHSG masih dalam kondisi bearish atau banyak sentimen negatif.
Dengan membeli saham modal kecil, hal ini bisa membuat psikologis anda lebih tenang. Selain itu, anda masih memiliki modal yang banyak untuk averaging jika sewaktu-waktu harga saham masih turun.
Tapi kalau saham yang anda beli harganya langsung naik, setidaknya anda sudah memiliki sahamnya, walaupun anda beli dengan modal kecil. Anda tetap dapat kesempatan memperoleh profit.
4. Hindari saham yang turun karena perubahan fundamental
Untuk membeli saham yang sedang turun, anda harus lebih selektif, supaya anda tidak "menangkap pisau jatuh" alias membeli saham yang trennya turun dan berisiko jatuh lebih dalam.
Saran saya, hindari saham-saham yang turun tajam karena terjadi perubahan fundamental secara signifikan, misalnya perusahaan rugi bersih, terkena masalah tata kelola perusahaan, atau perusahaan penurunan laba bersih secara signifikan. Contohnya bisa anda lihat pada tren saham WIKA yang kita bahas tadi.
Kalau anda menemukan saham yang sedang turun drastis, sebaiknya anda menganalisa penyebab penurunan harga saham tersebut. Apakah ada berita atau sentimen negatif yang membuat saham tersebut terus dijual? Atau karena memang IHSG lagi anjlok saat itu?
Dengan mengetahui penyebab harga saham turun di market, dan menganalisa saham-saham yang sedang turun, anda bisa menyeleksi saham turun yang bagus untuk trading, dan saham turun yang berisiko.
Sehingga anda bisa meraih profit lebih maksimal dari strategi Buy On Weakness. Baca juga: Buy On Weakness: Strategi Trading yang Aman.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.