Setelah membeli saham, anda harus menentukan pada harga berapa anda ingin menjual untung saham. Dalam dunia saham, menjual untung atau realisasi profit disebut dengan TAKE PROFIT.
Karena tujuan kita membeli saham adalah untuk mendapatkan profit, maka ketika harga saham sudah naik, kita perlu merealisasikan take profit. Semakin pendek time frame trading, maka anda semakin sering melakukan take profit.
Semakin panjang time frame trading dan semakin sedikit frekuensi trading, maka frekuensi take profit akan semakin sedikit. Pada pos ini, kita akan membahas seluk beluk take profit saham: Strategi take profit, menentukan take profit dan cara mengatasi rasa greedy dalam take profit.
TAKE PROFIT SAHAM
Take profit saham adalah aksi merealisasikan keuntungan alias menjual saham ketika saham yang anda beli sudah naik diatas harga beli termasuk setelah ditambah / dikurangi dengan fee beli dan jual.
Jadi ketika anda melakukan take profit, anda akan mendapatkan capital gain (Selisih keuntungan harga jual - harga beli saham). Lalu, di harga berapa anda harus take profit kalau saham sudah naik? Tunggu berapa persen idealnya untuk take profit?
Seringkali saya mendengar anjuran-anjuran seperti ini:
"Idealnya nunggu 5% untuk take profit"
"Terapkan rasio risk reward 1:2 untuk take profit"
"Tunggu 10%, kalau take profit cuma 1-2% untungnya nggak kerasa"
Tapi dalam praktikknya, kita tidak bisa se-kaku itu dalam menentukan batasan take profit, karena kondisi market juga dinamis dan fluktuatif. Sehingga kita harus menggunakan analisa lebih detail (Terutama dengan analisa teknikal). Dan tentu saja anda harus fleksibel menentukan target jual saham.
STRATEGI TAKE PROFIT SAHAM
Idealnya, dalam menentukan target take profit, ada baiknya anda menggunakan analisa-analisa berikut:
1. Tentukan batas take profit melalui analisa support resisten
Analisa teknikal support resisten adalah analisa utama yang bisa digunakan sebagai dasar untuk menentukan pada harga berapa sebaiknya anda menjual saham. Karena dengan support resisten, anda bisa melihat titik harga saham yang penting di dalam grafik.
Anda dapat melihat harga-harga yang paling tersentuh dalam chart, harga resisten yang paling dekat. Sehingga harga-harga penting inilah yang bisa digunakan untuk menentukan target jual anda. Sebagai contoh, perhatikan chart saham BBRI berikut:
Harga saham BBRI pada chart di kisaran 3.880-3.900. Jika kita menggunakan analisa support resisten manual (Pakai garis horizontal), maka anda bisa menentukan harga saham resisten yang paling dekat atau yang paling sering tersentuh di grafik, sebagai acuan untuk take profit.
Pada chart BBRI diatas, terlihat harga resisten yang paling dekat dengan harga saat ini dan sering tersentuh ada di range harga 4.000 (Lihat tanda persegi). Artinya, jika mengacu analisis support resisten, anda bisa menentukan take profit saham BBRI di kisaran harga 4.000. Kalau saham BBRI sudah menyentuh kisaran 4.000, anda bisa pertimbangkan jual untung.
Di web Saham Gain, kita juga sudah pernah mengulas bersama cara-cara menentukan support resisten dengan cara simpel untuk target jual saham. Anda bisa pelajari pos-posnya berikut:
Dalam analisa support resisten, anda juga bisa menggunakan bantuan Moving Average atau Fibonacci Retracement untuk lebih mudah melihat titik resisten sebagai target jual, dan untuk melihat potensi pembalikan arah suatu saham.
Anda bisa pelajari full strategi Fibonacci dan kombinasi simpel Moving Average yang praktikal untuk diterapkan dalam trading:
2. Analisa price action
Price action merupakan analisis teknikal klasik, yaitu analisa chart pattern, candlestick pattern, analisa tren dan support resisten juga termasuk dalam price action.
Price action dapat memberikan banyak informasi pada trader mengenai potensi perubahan tren harga saham dari tren bearish menuju bullish atau sebaliknya. Sehingga dengan price action, anda bisa melihat pola-pola atau potensi penurunan harga saham setelah naik.
Pola-pola price action yang terbentuk inilah yang bisa menjadi dasar anda untuk menentukan take profit, yaitu ketika saham yang anda beli sudah mulai berat untuk naik, dan mulai terlihat tanda-tanda penurunan / koreksi.
Jadi dalam analisis teknikal, anda perlu terapkan pemahaman kombinasi chart pattern dengan support resisten, analisa tren dan candlestick pattern. Anda bisa pelajari lebih dalam tentang price action disini: Price Action Saham.
3. Sesuaikan kondisi market & tetapkan take profit sesuai time frame
Idealnya semakin pendek jangka waktu trading, maka target take profit semakin rendah. Kalau anda ingin trading harian, anda bisa tetapkan take profit di kisaran 1-3%. Kalau anda ingin swing trading, anda bisa tetapkan take profit diatas 5% sampai 10%.
Karena semakin pendek time frame trading, maka semakin banyak frekuensi trading anda, sehingga target take profit 1-3% akan lebih mudah dicapai dan jauh lebih realistis.
Tapi dalam praktikknya, anda juga harus menyesuaikan target take profit dengan kondisi market saat itu. Kalau market sedang jelek / cenderung bearish, ada baiknya anda tidak menetapkan target profit terlalu tinggi.
Sebaliknya, kalau market lagi bagus dan saham yang anda beli secara teknikal masih ada potensi melanjutkan kenaikan, anda bisa pertimbangkan untuk menetapkan target profit yan lebih tinggi.
Iulah mengapa di awal pos tadi saya mengatakan bahwa menetapkan target profit harus FLEKSIBEL. Hal ini karena kondisi market cukup dinamis. Terkadang market bergerak bullish, sehingga anda lebih mudah menetapkan target take profit yang besar.
Sebaliknya, ada periode di mana market sedang bearish, di mana ketika market lagi turun, biasanya kenaikan harga saham cuma bertahan sebentar lalu koreksi. Dalam kondisi ini, anda akan lebih sulit menetapkan target take profit yang besar.
Jadi menyesuaikan target profit juga harus disesuaikan dengan kondisi market, supaya anda bisa lebih fleksibel dan tidak kaku menetapkan batasan take profit.
TAKE PROFIT DAN RASA GREEDY
Yang seringkali menjadi permasalahan trader, trader sering mengalami rasa greedy alias rasa serakah ketika akan menetapkan target profit. Katakanlah trader sudah menentukan akan take profit saham kalau sudah naik 5%.
Tapi ketika targetnya sudah tercapai, trader justru meningkatkan target take profit, dan tidak segera menjual sahamnya. Akhirnya yang terjadi, saham yang dibeli trader malah turun lagi dibawah harga beli. Padahal harusnya kalau trader mau disiplin menetapkan take profit berdasarkan analisanya, trader sudah bisa dapat untung.
Rasa greedy ini bisa muncul pada siapa saja, tidak peduli trader pemula maupun expert. Solusinya, untuk mengatasi rasa greddy di saham ada baiknya anda selalu DISIPLIN dalam menetapkan take profit dan milikilah trading plan dalam setiap keputusan trading yang diambil.
Kalau anda sudah menetapkan target jual di harga sekian dan sudah tersentuh, sebaiknya anda segera realisasi. Dengan memiliki trading plan yang jelas, anda bisa meminimalkan rasa greedy dalam menetapkan take profit.
Itulah hal-hal penting tentang take profit saham yang perlu anda pahami. Pada pos lanjutan, nanti kita juga akan bahas tentang cut loss saham.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.