Dalam trading saham, ada satu hal yang paling saya takutkan. Satu hal ini bisa mempengaruhi kualitas trading saya, dan tentunya juga berdampak pada profit yang saya dapatkan. Apakah anda bisa menebak apa hal yang paling "menakutkan" dalam trading saham?
Apakah cut loss adalah hal yang paling menakutkan? Tidak.
Takut salah membeli saham? Bukan.
Takut salah menganalisa saham? Kurang tepat...
Takut ketinggalan beli saham-saham yang bagus? Bukan juga.
Satu hal yang paling "menakutkan" dalam trading saham adalah ketika PIKIRAN & PSIKOLOGIS sedang KACAU. Pikiran sedang kacau disini bisa bermacam-macam:
- Anda sedang banyak masalah (diluar saham)
- Anda sedang tidak mood
- Anda kebanyakan trading sebelumnya (overtrading)
- Anda sedang banyak pikiran (diluar saham)
- Tidak konsentrasi
- Dan masih banyak lainnya
Kalau anda sedang punya banyak pikiran, atau anda lagi nggak konsentrasi karena belakangan anda sangat sibuk (dengan hal-hal pribadi diluar saham tentunya), hal ini akan sangat mempengaruhi KUALITAS pengambilan keputusan trading yang anda lakukan.
Kenapa ketika pikiran dan psikologis sedang kurang tenang akan sangat berbahaya untuk trading?
Anda mungkin sudah cukup kenyang dalam pengalaman trading. Anda sudah punya trading plan pribadi. Anda sudah punya kombinasi analisa saham pribadi yang bisa digunakan secara konsisten untuk mengambil keputusan trading.
Tapi percayalah, sebagus apapun sistem trading anda. Se-konsisten anda bisa mendapatkan profit di market. Sebanyak apapun pengalaman trading anda di market. Kalau pikiran / psikologis anda lagi kacau (tidak tenang), anda bisa salah mengambil keputusan.
Hal ini saya alami sendiri. Walaupun saya sudah punya trading plan, kombinasi analisa teknikal konsisten yang bisa saya terapkan secara prbadi. Namun pada saat pikiran saya lagi kacau, mengambil keputusan trading itu sangat rawan.
Pada saat psikologis sedang tidak stabil, risiko-risiko seperti ini akan anda hadapi: Beli saham terlalu cepat. Jualnya juga terlalu cepat. Beli saham kebanyakan akhirnya jadi overtrading.
Beli saham panik, langsung cut loss padahal nggak lama kemudian rebound. Atau beli saham-saham diluar trading plan. Beli saham kemahalan, padahal masih bisa turun lagi.
Tidak peduli se-mahir dan se-matang apapun anda di pasar saham, kalau psikologis dan pikiran anda sedang tidak tenang, anda berpotensi salah mengambil keputusan trading. Kalau keputusan trading anda salah, tentu saja anda berpotensi rugi atau saham anda nyangkut.
Jadi berdasarkan pengalaman saya, hal yang paling "menakutkan" ketika trading saham yaitu ketika kondisi psikologis kita sedang kacau. Anda mungkin protes:
"Pak Heze bagaimana dengan analisa saham? Bukankah lebih berbahaya kalau trader nggak bisa analisa saham sendiri?"
Saya tidak mengatakan analisa saham itu tidak penting. Memang senjata utama yang harus anda miliki dalam trading adalah analisis saham (analisa teknikal dan fundamental). Kalau anda tidak bisa melakukan analisa saham, anda nggak akan bisa profit dan screening saham.
Tetapi mengatur emosi trading juga tidak kalah penting. Sebab walaupun anda sudah mahir dan anda sudah memiliki analisa saham pribadi, tapi kalau emosi trading anda berantakan, keputusan trading anda pasti akan kacau. Hal ini juga sudah saya alami sendiri.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Sebagai trader, anda yang lebih tahu kondisi pribadi. Apakah mood anda sedang bagus hari ini? Apakah anda sedang tidak terbawa euforia market? Anda sedang terburu-buru mengambil keputusan trading atau tidak?
Kalau anda lagi panik, euforia berlebihan (pingin cepat beli saham), buru-buru mengambil keputusan, emosi lagi tidak tenang, itu adalah pertanda bahwa pikiran anda sedang tidak stabil.
Hal ini juga merupakan SINYAL pada trader bahwa trader sebaiknya BERHENTI SEJENAK dari aktivitas trading. Kalau pikiran tidak tenang dan anda memaksakan trading, keputusan trading anda bisa kacau: Overtrading, beli saham terlalu cepat, beli saham kemahalan, jual terlalu cepat, cut loss terlalu cepat, frekuensi trading tidak teratur.
Tentu dampaknya akan berbahaya. Tapi kalau anda berhenti sejenak dari trading dan menunggu anda tenang, pengambilan keputusan trading yang anda lakukan pasti akan lebih didasarkan pada RASIONALITAS daripada EMOSI.
Itulah mengapa di web Saham Gain ini, saya juga sering membahas tentang emosi dan psikologis trading. Karena hal ini nggak bisa dipisahkan dari aktivitas trading dan analisa saham.
Sekali emosi anda kacau meskipun anda punya trading plan yang baik, anda berisiko mengambil keputusan trading yang salah. Pelajari juga cara-cara membentuk mindset & psikologis trading yang baik disini: Mindset, Psikologis Trading & Manajemen Modal.
Saya akui, materi dan penjelasan tentang psikologis dan emosi trading itu sangat membosankan. Karena kondisi emosi dan psikologis tiap orang itu berbeda-beda. Sedangkan kalau kita belajar analisa teknikal misalnya, maka cara baca chart pattern, indikator jauh lebih pasti dan mudah.
Namun jangan pernah mengabaikan pentingnya mengelola emosi trading. Anda harus bisa menilai berdasarkan kondisi pribadi: Apakah sekarang saatnya trading? Apakah pikiran anda sudah tenang atau sebaliknya masih kacau, masih banyak pikiran?
Walaupun hal-hal yang berkaitan dengan emosi trading itu "tidak kelihatan" seperti halnya analisa teknikal atau analisa fundamental, tapi pengelolaan emosi trading sangat berpengaruh terhadap kualitas trading anda.
Jika anda bisa mengelola emosi trading dan anda juga memiliki sistem trading yang konsisten, maka aktivitas trading anda bisa berjalan lebih baik. Tentu saja anda bisa meminimalkan kesalahan2 trading akibat emosi yang tidak stabil.
Sebagai referensi tambahan, anda bisa perdalam juga kombinasi2 mengelola emosi trading, psikologis & mindset trading, mempelajari kesalahan2 trader & mempebaikinya, serta full praktik analisis teknikal untuk trading disini: Ebook Saham Pemula - Expert.
Pak maaf saya mau tanya. Apa trding saham sama analisanya dengan crypto. Saya baca web bapak. Saya coba terapkan di crypto hasilnya bagus walau profit 2 sampai 3 persen. Bagaimana menurut bapak. Soalnya saya pemula...terimakasih pak..
ReplyDeleteSama saja. Tapi tetap perbedaan, terutama pada time frame. Kalau di crypto mau menerapkan time frame analisa grafik menitan, jam tetap enak. Kalau di pasar saham Indonesia kurang cocok.
DeleteTapi karena banyak kesamaan analisa (dari segi analisa teknikal), maka analisa di saham paling tidak bisa diterapkan juga di pasar crypto