Di pos ini, saya ingin sharing pengalaman pribadi cara averaging down saham. Seperti kita ketahui, averaging down merupakan strategi membeli saham yang sama secara bertahap, di mana trader menambah porsi saham pada saat harga sahamnya turun.
Manfaat utama averaging down adalah membuat harga beli rata-rata saham anda menjadi lebih murah, sehingga anda bisa lebih mudah menjual / take profit saham anda.
Saya ingin sedikit menceritakan pengalaman pribadi dalam melakukan averaging down. Beberapa waktu lalu ketika BBRI turun / koreksi dibawah harga 3.800, saya membeli saham BBRI pada harga 3.750.
Cara averaging down saham |
Ternyata saham BBRI turun lagi, dan keesokan harinta BBRI sempat turun lagi ke 3.670. Saya memutuskan untuk averaging lagi saham BBRI di harga 3.700 dengan porsi lebih besar, sehingga average price saya menjadi 3.716,7.
Meskipun belum 100% modal yang saya masukkan di BBRI, namun BBRI akhirnya rebound. Sehingga saya tetap memiliki saham BBRI (nggak ketinggalan momentum). Closing BBRI (Candle terakhir) berada di harga 3.780.
Inti artinya, kalau saya nggak averaging BBRI (harga beli saya tetap di 3.750), maka saya butuh minimal harga 3.770 untuk take profit (hampir sama dengan harga close kemarin).
Tapi karena saya averaging down dan harga rata-rata menjadi lebih murah di harga 3.716,7.. Maka saya butuh agar BBRI naik ke harga minimal 3.740 untuk bisa profit.
Dengan averaging down, anda tidak butuh menunggu harga saham naik terlalu terlalu tinggi untuk take profit, sehingga target take profit lebih mudah dicapai. Averaging down merupakan salah satu solusi untuk meminimalkan risiko nyangkut di harga puncak.
AVERAGING DOWN = MENANGKAP PISAU JATUH?
Strategi averaging down selama ini dianggap sebagai strategi MENANGKAP PISAU JATUH, karena membeli saham saat turun dianggap menambah risiko trading, dan berpotensi menambah jumlah lot saham yang nyangkut. Ini adalah anggapan yang kurang tepat.
Memang averaging down harus dilakukan dengan strategi yang benar. Ada dua hal utama yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan averaging down.
Pertama, pemilihan saham. Lakukan averaging down pada saham-saham yang pergerakannya bagus, yaitu saham-saham yang likuid dan pola chartnya mudah dianalisa. Averaging down pada saham-saham yang memang anda pahami.
Kalau anda beli saham pom-pom, beli saham karena masih tahap awal mencoba sistem trading, beli saham karena ikutan orang lain, sebaiknya hindari strategi averaging down, karena risikonya besar.
Kedua, momentum averaging. Sebisa mungkin, belilah saham ketika harganya sudah murah alias diskon secara teknikal. Dengan membeli saham yang murah, kalaupun saham yang anda beli turun dan anda averaging down, tidak butuh waktu lama untuk menunggu saham tersebut naik lagi.
Pelajari juga cara-cara menemukan saham yang sudah diskon dan murah secara teknikal disini: Full Praktik & Strategi Menemukan Saham Diskon.
Karena pada dasarnya, secara teknikal harganya sudah murah, di mana trader pasti akan memborong kembali saham-saham yang harganya sudah murah. Ini adalah bagian dari siklus market.
Jadi, averaging down tidak dilakukan dengan cara asal-asalan membeli saham setiap saham anda turun. Anda boleh melakukan averaging down sebanyak dua kali, selama anda menggunakan analisa, momentum dan pertimbangan yang baik.
Kunci utama untuk melakukan averaging down bersumber dari analisa teknikal, yaitu menentukan support-support pentingnya, serta analisa momentum market, sehingga anda bisa menentukan kapan dan di harga berapa anda akan averaging down.
Saya banyak menemukan trader saham pemula yang portofolionya diisi sampai belasan saham, dan sahamnya banyak yang nyangkut di harga puncak. Sangat disayangkan, karena harusnya trader bisa fokus dulu di 1-2 saham yang bagus.
Dengan fokus pada lebih sedikit saham, anda punya alokasi modal yang lebih kuat untuk menerapkan averaging down jika saham yang anda beli turun, karena anda tidak perlu membagi modal ke banyak saham.
Apalagi modal anda terbatas. Tidak mungkin anda menerapkan averaging down pada belasan saham sekaligus. Kalau anda ingin untung di market, fokus dulu di beberapa saham yang bagus (1-2 atau maksimal 3 saham), khususnya untuk anda tipikal trader yang suka melakukan strategi averaging down.
Dari pengalaman trading yang saya jalankan selama ini, menerapkan averaging down bisa membuat saya lebih fokus pada saham-saham yang bagus (Tidak terlalu banyak diversifikasi).
Averaging down juga merupakan solusi untuk meminimalkan risiko saham nyangkut di harga puncak. Dengan averaging down, anda juga bisa take profit lebih cepat dan tidak perlu menunggu saham naik di harga terlalu tinggi.
Catatan: Averaging down bukan strategi trading yang wajib diterapkan. Penulis sendiri tentu tidak 100% melakukan averaging down setiap kali trading.
Averaging down disarankan apabila anda belum terlalu yakin dengan kondisi saham yang anda beli (anda melihat kondisi market dan teknikal saham yang masih "abu-abu"). Dalam kondisi seperti ini, anda bisa beli bertahap terlebih dahulu, dan menerapkan averaging down jika saham turun ke support-support yang bagus.
Kalaupun saham yang anda beli ternyata langsung naik, at least anda tidak ketinggalan momentum, walaupun anda belum membeli dengan full modal. Anda tetap mendapatkan kesempatan take profit.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.