Kalau anda ingin mengambil keputusan dengan baik, anda harus tenang dan menjaga emosi. Dalam trading saham pun sama. Kalau anda ingin mengambil keputusan trading lebih objektif, maka anda harus bisa menjaga psikologis trading.
Bicara tentang psikologis trading, berarti kita bicara tentang MENGELOLA EMOSI TRADING. Masalahnya, emosi trading itu tidak bisa kita pastikan. Terkadang mood anda mungkin lagi bagus. Tapi di hari lainnya, mood anda sedang kurang bagus, sehingga tentu bisa berpengaruh terhadap psikologis trading.
Nah, ketika emosi trading anda lagi kacau, anda berpotensi mengambil keputusan-keputusan trading yang tidak objektif, tergesa-gesa dan tidak sesuai trading plan.
Namun kebanyakan trader yang mengalami kerugian di market, justru dikarenakan trader tidak bisa mengelola psikologis dan emosi trading dengan baik.
Meskipun mood dan emosi seseorang bisa berubah-ubah, tetapi di pasar saham anda harus sebisa mungkin menjaga psikologis trading saham, agar tidak kacau balau.
Saya sering menemukan trader yang mengalami kerugian di market karena tidak bisa mengelola psikologis dan emosi trading, dan biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Target untuk mendapatkan pemasukan lebih sering
Saya beberapa kali menemukan trader yang konsultasi dan sangat bingung untuk mengatur portofolionya. Pikiran trader sangat kacau karena saham yang dibeli belum naik. Trader bingung apakah harus cut loss, apakah harus averaging, ataukah harus pindah ke saham yang lain.
Padahal sebenarnya trader sudah membeli saham di harga yang bagus. Penyebab pikiran trader menjadi kacau adalah karena trader punya tuntutan untuk bisa dapat pemasukan setiap hari.
SOLUSI: Hindari tuntutan memasang target harus dapat untung setiap hari. Hal ini justru akan membuat anda semakin stress. Apalagi pasar saham tidak selalu bullish setiap hari. Saham yang anda beli pun bisa turun dulu, sebelum rebound lagi. Ini adalah hal yang wajar karena merupakan bagian dari siklus market.
Kalau anda berniat menjadi full time trader, setidaknya anda harus punya uang simpanan yang bisa digunakan untuk biaya kebutuhan hidup sampai beberapa bulan atau satu tahun kedepan, sehingga psikologis anda akan lebih tenang dan tidak terbebani dengan target.
Apabila anda tidak memiliki cadangan modal, saran saya aktivitas trading sebaiknya dijadikan sebagai aktivitas sampingan saja. Cobalah untuk mengelola usaha riil atau mungkin anda bekerja kantoran, atau usaha yang lain. Trading sebagai penghasilan sampingan.
Dengan cara ini, psikologis anda akan lebih tenang. Ketika psikologis tenang, anda bisa mengambil keputusan trading yang lebih baik.
2. Ingin trading setiap hari
Hal ini kerap kali dilakukan oleh day trader atau scalper. Yap, kebanyakan trader harian dan menitan ingin dapat untung cepat di saham, sehingga trader seolah memiliki tuntutan untuk harus mencari saham dan trading setiap hari.
Dalam kondisi market yang kurang bagus, pada saat saham-saham lagi turun, trader tetap harus mencari saham-saham buat trading supaya bisa untung terus. Ini juga mindset yang keliru, yang pada akhirnya menyebabkan psikologis trader menjadi kacau.
Ketika anda trading setiap hari, anda juga berpotensi menghadapi overtrading, dan tentu saja berbahaya untuk diri anda sendiri. Kita sudah pernah bahas disini: Membatasi Frekuensi Trading Saham.
SOLUSI: Trading berdasarkan analisa dan momentum, bukan berdasarkan frekuensi. Saran saya, kalau anda ingin trading anda harus lakukan analisa dan momentum trading, bukan sekedar melihat seberapa banyak anda harus melakukan trading.
Kalau memang anda menganggap market lagi kurang bagus, atau anda merasa capek karena aktivitas trading, sebaiknya anda berhenti terlebih dahulu dari aktivitas beli jual saham, dan lakukan kegiatan yang lain.
Toh, trading saham itu tidak harus dilakukan setiap hari. Walaupun konteks-nya day trading atau scalping, bukan berarti anda harus terus menerus trading. Anda harus mempertimbangkan kondisi fisik, emosi dan psikologis anda.
3. Tidak memiliki ilmu pengetahuan trading
Ini adalah penyebab paling sering terjadi, yang membuat psikologis trader kacau. Trading tanpa arah dan pengetahuan yang jelas, akhirnya trader asal membeli saham, tidak tahu saham apa yang dibeli.
Portofolio diisi saham-saham yang jelek. Trader bingung menyusun trading plan dan memilih saham. Hal-hal ini akhirnya membuat trader stres, mudah panik ketika saham yang dibeli turun karena tidak punya arah trading yang jelas.
Ibarat Si A tersesat namun tidak punya kompas. Dan Si B tersesat tapi punya kompas. Maka Si B yang punya kompas secara psikologis pasti akan lebih tenang karena lebih mudah dan cepat menemukan arah jalan yang benar.
Demikian pula dengan trader. Kalau anda tidak punya ilmu pengetahuan trading alias kompas tersebut, anda akan lebih mudah panik dan salah mengambil keputusan di market.
SOLUSI: Sebelum anda trading, anda harus punya "senjata", yaitu ANALISIS TEKNIKAL dan ANALISIS FUNDAMENTAL. Kalau anda belum mempelajari ilmu analisa saham, tidak perlu terburu untuk trading.
Sebagai trader, disarankan untuk mendalami analisa-analisa saham berikut: Analisis Teknikal Full Praktik Trading dan Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.
Kalau anda trading saham tanpa memiliki bekal pengetahuan dan analisa, psikologis anda akan lebih mudah kacau & lebih mudah panik, karena anda tidak memiliki arah trading dan manajemen modal yang baik.
Trading saham tidak harus dilakukan secara langsung. Pelajari dulu analisa-analisa dibutuhkan untuk trading dan meraih profit, supaya anda juga bisa mengelola emosi trading lebih baik di market apabila anda tahu apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan pasar saham.
Kesimpulannya, pasar saham itu sangat identik dengan permainan psikologis. Fluktuatif market, saham yang anda beli turun, perubahan siklus market bisa mempengaruhi emosi trader, baik secara langsung maupun tidak.
Namun psikologis trading anda bisa menjadi LEBIH STABIL apabila anda menghindari tiga kesalahan diatas tersebut. Karena ketiga hal ini yang paling sering mengacaukan psikologis dan rasionalitas trading seorang trader.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.