Buy on Weakness (BOW) merupakan strategi trading yang diterapkan dengan cara mengincar saham-saham yang harganya sudah murah. Saham dikatakan sudah murah apabila harganya turun menyentuh support-support pentingnya dan mulai rebound. Sedangkan kalau dalam investasi saham, istilahnya adalah value investing, yaitu mengincar saham-saham secara valuasi sudah murah.
Banyak trader yang salah persepsi dalam mengartikan 'saham murah'. Saham murah seringkali diartikan sebagai saham yang sudah turun, sehingga ketika saham sedang turun, trader langsung membeli sahamnya karena berasumsi sahamnya sudah murah.
Padahal saham yang sedang turun, belum tentu besoknya akan naik. Banyak saham yang harganya sedang turun, keesokan hari masih bisa lanjut turun lagi. Maka dari itu, buat trader pengincar saham murah, ada baiknya anda tidak asal membeli saham yang sedang turun.
Berikut tips beli saham murah yang bagus yang sebaiknya anda terapkan:
1. Pilih saham yang sudah turun dan diskon
Pilihlah saham yang sudah turun dan mulai diskon secara teknikal. Anda bisa melihat dari kombinasi indikator, maupun analisa support-support pentingnya di chart. Dan kombinasi dengan analisa momentum market.
Di web Saham Gain ini, kita sudah bahas praktik-praktik cara menemukan saham yang murah, analisa-analisa support resisten untuk menentukan potensi titik rebound suatu saham.
Anda bisa perdalam cara-cara menemukan saham yang murah disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
Anda juga bisa pelajari cara-cara menentukan support resisten secara simpel, sehingga anda bisa melihat potensi rebound suatu saham disini: Cara Menentukan Support Resistance yang Benar dan 5 Cara Menentukan Resistance dan Support.
2. Pilih saham yang likuiditasnya baik
Di market saya sering menemukan saham yang tren harganya sudah turun, tetapi masih turun terus dan jarang mengalami kenaikan signifikan, bahkan sahamnya cenderung tidak banyak bergerak.
Hal ini salah satunya dikarenakan saham tersebut memiliki likuiditas yang rendah, di mana market cap-nya sangat kecil atau bid offernya sedikit / tipis. Contohnya bisa anda lihat pada pola grafik berikut:
Perhatikan chart saham CASH diatas. Tren saham CASH terus mengalami penurunan. Walaupun sudah turun cukup lama, tetapi tren harganya sideways panjang dan setelah itu lanjut turun lagi.
Setelah saya analisa, saham CASH ini market cap-nya hanya sekitar 217 miliar. Yap, market cap-nya sangat kecil, dan antrian bid offer sahamnya juga tipis:
Perhatikan bid offer saham CASH diatas, di mana antrian lot-nya tidak stabil. Ada yang diisi ribuan lot, tapi ada yang cuma ratusan. Dan setelah harga 160 dibawahnya kosong (Harusnya ada yang antri di 161). Ini menunjukkan bahwa saham tersebut kurang likuid.
Saham yang likuiditasnya rendah, ibarat pedang bermata dua. Harga sahamnya bisa naik secara signifikan secara tiba-tiba, dan kalau anda pas beruntung beli sahamnya, anda bisa profit besar.
Di satu sisi, banyak saham dengan likuiditas rendah harganya turun terus atau sideways panjang, tidak banyak pergerakan, seperti contoh yang anda lihat pada saham CASH diatas.
Saham-saham yang likuiditasnya rendah risikonya juga lebih tinggi, terutama untuk swing trader / trend following yang mengincar saham murah dan menyimpan saham minimal 1 minggu. Kalau tren saham yang anda beli turun terus, tentu saham anda akan nyangkut.
Kesimpulannya, kalau anda ingin memilih saham yang murah, saham-saham yang lagi turun saat itu, saran saya perhatikan juga likuiditas saham tersebut, baik dari antrian bid-offernya, pola grafik saham (beraturan atau tidak), maupun market cap-nya sebagai analisa tambahan.
Sebab kalau anda membeli saham yang sangat tidak likuid, risiko saham tidak bergerak akan cukup besar. Kalau saham yang anda beli tidak bergerak, tentu anda akan sulit menjual profit saham anda.
Anda boleh saja memilih saham third liner (saham gorengan). Namun pilihlah saham-saham third liner yang likuid. Salah satu contohnya, pernah kita bahas disini: Cara Profit Trading Harian Saham - Beli Pagi Jual Sore.
3. Untuk investor: Pilih saham valuasi murah & fundamental bagus
Jika tujuan anda beli saham adalah untuk investasi jangka panjang, anda bisa pertimbangkan untuk memilih saham-saham yang valuasinya sudah murah. Baca juga: Valuasi Saham: Price Earning Ratio & Price to Book Value.
Namun valuasi murah saja belum cukup. Anda juga perlu memilih saham-saham yang fundamentalnya bagus. Dan sebagai investor, anda juga perlu pertimbangkan tren historis saham tersebut apakah sudah murah atau masih mahal. Kita sudah pernah bahas disini: Perlukah Analisis Teknikal untuk Investor?
Anda bisa perdalam analisa fundamental, strategi valuasi saham, mencari saham murah untuk investasi disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.
Itulah beberapa tips membeli saham murah yang bisa anda terapkan di market. Kesimpulannya, untuk membeli saham murah, anda perlu perhatikan analisa teknikal (untuk melihat saham yang sudah turun dan diskon).
Kedua, perhatikan likuiditas saham tersebut. Kalau ada saham yang sudah turun banyak tapi sahamnya sangat tidak likuid, pola grafiknya tidak beraturan sebaiknya hindari sahamnya.
Ketiga, untuk investor perhatikan valuasi saham dan analisa fundamentalnya. Untuk investor pengincar saham murah, anda perlu pahami sedikit tentang analisa teknikal, terutama analisa tren dan analisa historis harga saham untuk melihat apakah tren jangka panjang saham tersebut sudah murah atau masih mahal.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.