Jumlah saham di Bursa Efek Indonesia ada sekitar 752 saham, dan tentu saja jumlah saham di BEI akan terus bertambah. Namun tidak semua saham di Bursa Efek adalah saham-saham yang bagus dan layak untuk ditradingkan maupun investasi jangka panjang.
Di pasar saham, kita pasti tidak asing dengan istilah SAHAM GOCAP, yaitu saham-saham yang harganya Rp50 per saham. Rp50 merupakan batas harga saham terendah di pasar reguler yang ditetapkan oleh Bursa Efek.
Selain itu, kita juga mengenal istilah SAHAM TIDUR. Saham tidur adalah saham-saham yang hampir tidak ada volume transaksinya. Saham tidur biasanya termasuk saham-saham gocap, tetapi banyak juga saham tidur yang harganya diatas Rp50, namun tidak ditransaksikan.
Saham-saham yang bagus untuk trading adalah saham-saham yang banyak ditransaksikan (likuid). Karena trader bisa mendapatkan profit dari kenaikan harga saham jangka pendek. Logikanya, kalau saham yang anda beli tidak banyak ditransaksikan dan harganya tidak bergerak, darimana anda bisa mendapatkan profit?
Demikian pula dengan investasi saham. Saham bagus untuk investasi apabila kinerja fundamentalnya bagus. Banyak saham gocap dan saham tidur dikarenakan memang secara fundamental tidak menarik, market cap-nya kecil sehingga kurang diminati pelaku pasar.
Sayangnya, di pasar saham, jumlah saham gocap dan saham-saham tidur cukup banyak. Anda bisa lihat daftar saham-saham gocap yang ada di pasar saham. Berikut daftar saham gocap:
Saham-saham yang masuk di list diatas, adalah saham-saham dengan kriteria:
- Saham-saham gocap (harganya Rp50)
- Saham-saham yang harganya dibawah Rp100 yang tidak ditransaksikan (saham tidur)
- Saham-saham yang sedang di suspen
- Saham-saham tidur yang diberi notasi khusus BEI
Saham-saham ini kita masukkan pada list karena kriteria-kriteria tersebut adalah kriteria saham yang berisiko, baik untuk trading jangka pendek maupun investasi. Pada daftar diatas, terdapat 151 saham dengan kriteria-kriteria seperti diatas.
Sedangkan jumlah saham di Bursa Efek, ada sekitar 752 saham. Ini artinya, jumlah saham gocap, saham tidur (dibawah 100), saham-saham yang di suspen / notasi khusus adalah sekitar 20% dari total saham yang ada di Bursa Efek.
Daftar diatas belum termasuk saham-saham yang harganya diatas Rp100, tetapi tidak bergerak (volume transaksi sangat rendah) / saham tidur. Contohnya anda bisa perhatikan pola order book saham berikut:
Perhatikan bid offer saham GEMA. Terdapat antrian bid-offer, yang artinya saham ini masih ditransaksikan dan harganya di kisaran Rp300. Akan tetapi, volume transaksi saham GEMA sangat sedikit. Kita bisa lihat spread bid offer-nya sangat renggang dan hanya ada 1 antrian bid dan 3 antrian offer lot.
Ini sebenarnya juga termasuk salah satu ciri saham tidur. Walaupun harganya bukan Rp50 (gocap), namun saham seperti ini hampir tidak ada transaksi, sehingga dapat dikatakan sebagai saham yang tidak likuid.
Artinya, kalau kita memasukkan saham-saham yang harganya diatas Rp100 dengan kriteria seperti diatas (bid offernya nyaris tidak ada volume transaksi, chart-nya tidak beraturan), pasti jumlah saham yang TIDAK LIKUID di Bursa Efek akan jauh lebih besar daripada 20%.
Sehingga dapat disimpulkan, banyak saham yang go public di Bursa Efek, tetapi tidak semua saham bagus untuk ditradingkan atau diinvestasikan. Bahkan dengan jumlah saham gocap, saham tidur, saham-saham suspen / notasi khusus yang mencapai diatas 20%, artinya cukup banyak saham yang berisiko.
Sebagai trader saham, anda harus memiliki ILMU sebelum terjun ke pasar saham. Pengetahuan analisis teknikal, screening saham, analisa fundamental (untuk investor) sangat dibutuhkan, agar anda tidak terjebak membeli saham-saham yang jelek dan berisiko.
Pelajari juga cara-cara screening saham simpel, efektif dan praktis disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus.
Hindari rasa Fear of Missing Out (FOMO), yaitu takut ketinggalan membeli saham ketika harganya lagi naik banyak. Fenomena FOMO seringkali terjadi pada saham-saham gocap atau saham tidur yang tiba-tiba naik dengan volume tinggi namun tidak dibarengi dengan fundamental yang jelas.
Para trader yang melihat saham-saham tidur sudah naik banyak, tidak ingin "ketinggalan kereta" akhirnya ikut-ikutan membeli saham yang lagi naik tinggi, tanpa mengetahui alasan dan analisa kenapa membeli saham tersebut.
Inilah yang menjadi salah satu penyebab saham nyangkut. Banyak trader yang sahamnya nyangkut dan tidak kembali ke harga semula, karena trading berdasarkan rasa FOMO di saham-saham yang berisiko tinggi.
Banyaknya saham gocap, saham-saham yang tidak likuid di market, saham-saham gorengan menunjukkan bahwa setiap trader harus memiliki trading plan, dan analisa mandiri sebelum trading.
Pasar saham bisa menjadi pedang bermata dua: Menghasilkan profit, atau sebaliknya, rugi besar. Tentu saja, risiko kerugian di market bisa diminimalkan dengan memiliki pengetahuan trading yang benar, screening saham yang layak, dan praktik trading di market.
Khususnya untuk anda yang sering nyangkut di saham-saham tidak likuid, daftar saham-saham yang tidak likuid di market ini bisa anda pelajari pola-pola pergerakannya, sehingga anda bisa lebih waspada terhadap jebakan (trap) di saham-saham tersebut.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.