Anda pasti tidak asing dengan istilah manipulasi saham. Kalau anda mengamati pergerakan saham-saham di market, banyak saham yang sering bergerak dengan tren, arah ataupun fluktuatif harga yang tidak wajar. Hal-hal tersebut bisa terjadi karena adanya manipulasi market yang dilakukan oleh golongan tertentu yang biasnya dikenal dengan istilah BANDAR atau market maker.
Tindakan-tindakan yang dapat dikategorikan sebagai manipulasi pasar adalah aktivitas berkaitan dengan hal-hal berikut:
- Aktivitas yang dilakukan dengan tujuan menciptakan gambaran pasar yang semu.
- Melakukan dua atau lebih transaksi saham untuk menaik-turunkan harga saham dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk ikut membeli atau menjual saham tersebut
- Membuat pernyataan, rumor atau news yang tidak benar mengenai suatu saham, sehingga dapat mempengaruhi trader lain.
Di pasar saham, tentu saja manipulasi pasar adalah kegiatan yang dilarang, karena dapat menyebabkan perdagangan harga saham menjadi tidak wajar, tidak mencerminkan mekanisme market.
Anda perlu memahami beberapa teknik manipulasi saham yang sering terjadi di market. Hal ini penting dipahami terutama untuk trader dan investor, agar anda tidak terjebak membeli saham yang salah:
1. Marking the close
Transaksi yang dilakukan pada menit-menit akhir perdagangan bursa saham (menjelang closing market), biasanya sekitar 15-30 menjelang closing atau pre closing. Tujuannya adalah untuk melakukan pembentukan harga penutupan.
Para bandar melakukan marking the close dengan tujuan untuk mengambil keuntungan besar di saat closing market (menaikkan harga saham), atau "membanting" harga dengan tujuan dapat harga beli lebih murah untuk keesokan harinya. Kita pernah bahas disini: Aksi Marking The Close di Bursa Saham.
2. Fake supply demand / fake bid offer
Tindakan memasang order beli dan order jual lot dalam jumlah tertentu pada harga yang kompetitif (sesuai dengan mekanisme bid offer), namun tidak ada maksud dari pelaku pasar untuk mentransaksikan sahamnya.
Ketika order tersebut akan matched, dan ketika banyak trader ritel mulai memasang antrian beli karena beranggapan saham sudah mulai ramai, bandar kemudian akan langsung "mencabut" order yang belum matched tersebut, sehingga terjadilah transaksi semu. Order bid offer lot yang semua terlihat ramai tiba-tiba bid offernya menjadi sepi.
Anda bisa baca tentang cara menganalisa / identifikasi potensi fake bid offer disini: Tape Reading Saham: Fake Bid Offer.
3. Wash sales
Transaksi saham yang tidak menyebabkan terjadinya perubahan kepemilikan. Transaksi ini bisa dilakukan oleh anggota / orang yang sama atau berbeda yang bertindak sebagai pembeli dan penjual. Ibaratnya hanya pindah-pindah akun, tetapi hanya dilakukan oleh orang yang sama atau beberapa kelompok orang.
Tujuannya untuk membentuk harga sesuai keinginan dan memberikan kesan seolah-olah saham tersebut aktif diperdagangkan. Tindakan ini juga menggiring trader ritel untuk masuk ke jebakan saham tersebut.
3. Alternate trade
Transaksi yang dilakukan sekelompok orang yang berbagi peran sebagai pembeli dan penjual saham yang mendominasi transaksi baik secara volume maupun frekuensi pada periode tertentu, dengan menciptakan gambaran semu atas aktivitas transaksi yang terjadi di periode tersebut.
4. Short selling
Short selling istilahnya adalah "jual kosong". Short selling adalah transaksi yang dilakukan dengan cara menjual saham terlebih dahulu, di mana trader tidak memiliki / belum membeli sahamnya. Trader akan menebus sahamnya dengan membeli di harga yang lebih rendah, sehingga trader akan mendapatkan profit.
Short selling dilakukan ketika trader yakin atau berharap harga saham akan turun / jatuh / bearish. Karena ketika saham jatuh, trader bisa menebus di harga yang lebih murah. Dengan kata lain, trader akan profit.
Misalnya anda melakukan short selling saham AALI di harga 10.000 (anda belum punya sahamnya). Kemudian saham saham AALI turun ke 9.000, dan anda menebusnya dengan beli di 9.000, maka anda akan dapat profit sebesar 1.000. Sebaliknya, kalau saham AALI ternyata naik ke 11.000, anda akan rugi, karena harga beli anda lebih mahal dari harga jual.
Short selling saat ini merupakan praktik yang dilarang oleh Bursa Efek, karena berpotensi menyebabkan force sell (dana short selling didapatkan dari margin trading), dan tentu saja berisiko menyebabkan kejatuhan pasar saham.
Kita pernah bahas tentang short selling dan studi kasusnya pada pos berikut: Mengenal Short Selling Saham di Indonesia.
5. Pump and dump
Transaksi yang dilakukan sekelompok orang dengan cara menaikkan harga saham setinggi mungkin, dan di saat tersebut juga menciptakan berita atau mempengaruhi trader ritel untuk ikut beli (PUMP).
Setelah saham naik mencapi level tertentu yang ditargetkan, bandar akan langsung melakukan aksi jual alias "buang barang" dalam volume besar (DUMP) yang mengakibatkan harga saham jatuh dalam waktu relatif singkat.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan profit sebesar mungkin, dengan cara membeli di harga bawah dan menjual pada harga atas. Di pasar saham, istilah ini sering disebut dengan POM-POM SAHAM. Anda bisa baca fenomena dan contoh pump and dump di market pada pos berikut: Apa Itu Pom-Pom Saham dan Praktikknya?
6. Pre-arrange trade
Transaksi yang dilakukan dengan cara memasang order beli dan jual pada WAKTU yang HAMPIR SAMA, karena adanya perjanjian antara pembeli dan penjual. Tujuannya adalah untuk membentuk mekanisme harga sesuai keinginan atau tujuan-tujuan lainnya.
7. Layering
Transkasi yang dilakukan dengan memasukkan banyak order pada berbagai level harga, dengan tujuan memberikan kesan bahwa terjadi permintaan dan penawaran yang besar di saham tersebut, sehingga mempengaruhi trader ritel untuk ikut membeli ataupun menjual saham tersebut.
8. Pooling interest
Aktivitas transaksi yang hanya diramaikan oleh sekelompok orang atau grup tertentu untuk membuat kesan bahwa saham tersebut likuid, di mana volume transaksi selalu dilakukan dengan jumlah yang hampir sama. Saham bisa naik secara drastis, atau sebaliknya dan hanya dilakukan oleh orang-orang yang sama.
Tujuannya untuk meningkatkan keuntungan antara sesama anggota bandar, atau menciptakan kesempatan agar saham yang dimanipulasi nantinya bisa dijadikan sebagai acuan untuk dimasukkan ke dalam indeks tertentu.
9. Cornering
Transaksi yang dilakukan pada saham dengan kepemilikan publik atau jumlah saham beredar yang terbatas atau sangat kecil. Hal ini dilakukan oleh pemegang saham mayoritas dengan menciptakan penwaran jual semu yang menyebabkan harga saham turun dan investor melakukan short selling.
Lalu, pemegang saham mayoritas akan membeli sahamnya sehingga harga saham akan meningkat signifikan setelahnya, yang membuat para investor / trader mengalami kerugian dari short sell-nya karena harus menebus dengan cara membeli pada harga lebih tinggi.
Itulah jenis-jenis teknik manipulasi saham yang terjadi di pasar saham. Di pasar saham Indonesia, yang paling sering terjadi adalah transaksi: Marking the close, fake demmand / supply (fake bid offer), wash sales, pump and dump dan alternate trade.
Walaupun manipulasi saham dilarang untuk dilakukan, tetapi dalam praktikknya manipulasi saham tidak bisa dihindari. Pasti ada pihak-pihak yang tetap melakukan manipulasi saham, demi kepentingan pribadi.
Seperti contohnya, pump and dump, fake bid offer, aksi marking the close sangat sering kita jumpai. Kalau anda trader yang sering mengamati market real time, kejanggalan bid offer, saham-saham yang naik turun dengan pola yang tidak jelas akan sering anda temukan.
Tapi memang tidak semua saham mudah untuk dimanipulasi. Biasanya manipulasi saham lebih mudah dilakukan pada saham-saham dengan kriteria:
- Saham dengan market cap kecil (umumnya dibawah 2 triliun)
- Saham dengan bid offer lot tipis (hanya puluhan sampai ratusan lot)
- Saham yang pola grafiknya tidak beraturan
- Saham-saham dengan fundamental dan kinerja jelek
Saham-saham seperti inilah yang relatif mudah dimanipulasi, karena tidak membutuhkan modal terlalu besar, atau komunitas terlalu banyak untuk menggerakkan harga sahamnya.
Sehingga kalau anda ingin menghindari jebakan-jebakan bandar, sebaiknya prioritaskan saham-saham yang bagus untuk dibeli. Kalau anda trader, gunakan analisa teknikal. Kalau anda investor, belilah saham yang fundamentalnya baik.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.