Candlestick pattern dalam analisa teknikal memiliki variasi yang sangat banyak. Ada pola doji, hammer, hanging man, bullish harami, bearish pregnant dan masih banyak istilah candlestick pattern lainnya. Dalam analisa candlestick pattern, mungkin anda pernah mendengar istilah three white soldiers dan three black crows.
Sesuai namanya, kedua candlestick pattern ini adalah pola tiga candlestick yang terbentuk, yang memberikan sinyal bullish dan sinyal bearish saham jangka pendek. Kedua candlestick adalah sinyal reversal (pembalikan arah).
[Anda bisa perdalam lebih banyak analisa candlestick, candlestick terapan untuk praktik langsung di market dan kombinasi analisa teknikal full yang praktis untuk trading disini: Ebook Full Analisis Teknikal Saham].
Three white soldier adalah pola tiga candlestick yang memberikan sinyal bullish (harga saham berpotensi naik). Sedangkan three black crows adalah pola tiga candlestick yang memberikan sinyal bearish (harga saham berpotensi turun)
THREE WHITE SOLDIERS & THREE BLACK CROWS
Pada three white soldiers, tren harga saham diawali dengan PENURUNAN terlebih dahulu. Setelah itu muncul tiga candlestick hijau berturut-turut. Setelah muncul tiga candlestick hijau, harga saham berbalik arah menjadi bullish reversal, dari tren turun yang terbentuk sebelumnya.
Sedangkan pada three black soldiers, tren harga saham diawali dengan KENAIKAN terlebih dahulu. Setelah itu muncul tiga candlestick merah berturut-turut yang menunjukkan penurunan harga saham. Setelah itu, harga saham berbalik menjadi bearish reversal, dari tren naik yang terbentuk sebelumnya.
Catatan: Dalam analisa candlestick, biasanya warna PUTIH mengindikasikan candlestick HIJAU (saham bullish). Sedangkan warna HITAM mengindikasikan candlestick MERAH (saham bearish).
PENERAPAN THREE WHITE SOLDIERS & THREE BLACK CROWS
Berikut adalah contoh penerapan pattern three white soldiers pada grafik saham:
Setelah harga saham diawali dengan penurunan tren secara tajam, dan membentuk three white soldiers di ujung tren turun (lihat tanda lingkaran hijau), perhatikan tidak lama kemudian harga saham mulai berbalik arah dari tren turun yang sebelumnya terbentuk menjadi tren naik (bullish reversal).
Berikut adalah contoh penerapan pattern three black crows pada grafik saham:
Three black crows terbentuk setelah harga saham sebelumnya mengalami tren naik yang cukup signifikan. Perhatikan setelah membentuk three black crows di ujung tren naik (lihat tanda lingkaran hijau), tidak lama kemudian harga saham berbalik arah menjadi turun (bearish reversal).
Pola three white soldiers dan three black crows biasanya sinyal-nya akan lebih VALID jika terjadi dalam volatilitas tren yang cukup tajam. Ketika harga saham bergerak dalam tren bearish atau bullish yang cukup tajam, maka sinyal pattern three black crows atau three white soldiers akan lebih valid karena semakin tajam kenaikan dan penurunan harga saham, pantulan harganya (reversal) juga semakin cepat.
KELEMAHAN THREE WHITE SOLDIERS & THREE BLACK CROWS
Candlestick pattern bukanlah pola yang sempurna. Ada beberapa kelemahan yang sering terjadi pada three white soldiers dan three black crows yang membuat candlestick pattern ini menjadi failed:
1. Tidak cocok untuk kondisi tren saham yang lagi sideways
Seperti yang kita bahas sebelumnya, bahwa pola ini akan lebih valid jika diterapkan pada tren saham yang volatilitasnya agak tinggi. Sedangkan saham dengan tren sideways, biasanya berpotensi menghasilkan fake signal. Contohnya perhatikan tren saham berikut:
Perhatikan tanda lingkaran. Terjadi pola three black crows di mana seharusnya setelah membentuk pattern ini, harga saham turun. Namun yang terjadi sebaliknya. Setelah three black crows, harga saham justru langsung rebound sampai 4 hari berturut-turut.
Kalau kita perhatikan, tren saham AALI diatas sedang membentuk tren sideways (trendless), sehingga sinyal-nya akan kurang valid. Hal ini karena saham dengan tren sideways tidak mengalami banyak fluktuatif, sehingga kenaikan dan penurunan harga saham hanya terjadi secara berulang. Pola-pola reversal yang signifikan akan sulit ditemukan pada saham sideways.
2. Sinyal yang berkebalikan
Ketika ada pola three white soldier berarti harga saham akan membentuk bullish reversal. Masalahnya, sebelum potensi bullish reversal terjadi, harga saham sebelumnya sudah naik tiga hari berturut-turut.
Terkadang saham yang sudah naik drastis sampai tiga hari, tidak lama harga saham langsung koreksi lagi dan tidak kuat melanjutkan kenaikan, karena para pelaku pasar yang sudah beli banyak saham di hari pertama, ketika hari ketiga harga saham sudah naik tinggi, bisa saja langsung terjadi aksi profit takin.
Demikian juga sebaliknya dengan three black crows. Karena harga saham sebelumnya sudah turun tiga hari, bisa jadi pelaku pasar menganggap saham sudah lumayan murah, sehingga di hari keempat saham diborong lagi dan harganya langsung naik. Perhatikan contohnya berikut:
Setelah diawali tren turun yang cukup tajam, saham ACES membentuk pola three white soldier. Namun tidak lama kemudian, saham ACES langsung koreksi tajam. Ini menunjukkan bahwa candlestick pattern ini juga tidak sempurna, alias ada kemungkinan untuk meleset.
STRATEGI TRADING DENGAN THREE WHITE SOLDIERS & THREE BLACK CROWS
1. Perhatikan tren saham yang terbentuk & kondisi market
Sebelum trading dengan kedua candlestick pattern tersebut, sebaiknya perhatikan tren saham yang terbentuk. Jika tren yang terbentuk ada tren sideways, kemungkinan besar sinyal three white soldier dan three black crows tidak akan terlalu akurat.
Selain itu, perhatikan juga kondisi market dan pattern-pattern saham secara spesifik. Kalau suatu saham membentuk three white soldier misalnya. Tetapi besoknya IHSG turun tajam, bisa jadi harga saham justru koreksi setelahnya.
2. Perhatikan pattern candlestick yang terbentuk setelahnya
Perhatikan pola-pola yang terbentuk setelah pola three white soldier dan three black crows. Karena terkadang pola yang terbentuk setelahnya justru mengindikasikan sinyal sebaliknya.
Contohnya bisa anda lihat pada saham ACES diatas. Setelah membentuk three white soldier, saham ACES membentuk doji di hari keempat yang menunjukkan sinyal koreksi / mulai meningkatkan kekuatan jual, sehingga justru harga saham ACES koreksi setelahnya.
3. Gunakan analisa teknikal lainnya
Analisa teknikal seperti support resisten, analisa tren, bantuan indikator lainnya, chart pattern harus anda kuasai. Jangan hanya bergantung pada candlestick. Perdalam juga full praktik analisa teknikal: Ebook Analisis Teknikal Saham Pemula - Expert.
4. Perhatikan time frame grafik yang dipakai
Candlestick pattern sinyalnya lebih akurat pada time frame grafik 1D (1 hari), sehingga dapat meminimalkan fake signal. Hindari menggunakan time frame terlalu pendek misalnya 1 menit atau 15 menit.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.