Setiap industri dan sektor perusahaan memiliki tipe dan karateristik yang berbeda-beda. Sebagai contoh, perusahaan consumer goods adalah perusahaan yang tidak terlalu terkena dampak signifikan pada saat kondisi ekonomi sedang lesu, karena dalam keadaan apapun barang konsumsi sehari-hari tetap dibutuhkan.
Namun hal ini berbeda dengan sektor properti, di mana perkembangan bisnis properti juga sangat tergantung dengan kondisi ekonomi. Perusahaan komoditas seperti komoditas batu bara, CPO juga memiliki karakter industri yang berbeda, di mana siklus bisnis-nya sangat dipengaruhi permintaan dan penawaran pasar harga komoditas yang bersangkutan.
Oleh karena itu, setiap saham juga memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan karakter industrinya. Sebagai investor maupun trader, anda harus memahami jenis-jenis saham, karena perbedaan setiap tipikal dan siklus saham dapat mempengaruhi kualitas saham yang anda beli.
Peter Lynch, salah satu investor saham dunia yang juga meruapakan manajer di Magellan Fund di Fidelity Investment, serta penulis berbagai makalah investasi (One Up on Wall Street salah satunya), membagi saham ke dalam 6 jenis.
Berikut adalah 6 jenis saham menurut Peter Lynch:
1. Slow Growers (Saham yang pertumbuhannya lambat)
Slow grower adalah perusahaan besar namun sudah tidak bertumbuh pesat. Hal ini dikarenakan bisnis / usahanya sudah berada dalam tahap maksimal (sudah di puncak).
Perusahaan-perusahaan pada kategori ini memiliki pertumbuhan lambat, dan perusahaan-nya sudah cukup mapan di sektornya, sehingga dari segi capital gain tidak terlalu menarik. Hal yang menarik yang perusahaan slow grower adalah DIVIDEN-nya.
Perusahaan slow grower membagikan dividen yang stabil dengan dividend yield yang cukup tinggi biasanya diatas 4%. Selain itu, ciri-ciri perusahaan ini adalah memiliki posisi pasar yang kuat karena sudah mapan, sehingga relatif aman untuk investor konservatif (mengincar keamanan berinvestasi dengan RISIKO RENDAH).
Namun kekurangannya, imbal hasil saham-saham slow grower relatif kecil, karena pertumbuhan perusahaan sudah maksimal, sehingga dari segi kenaikan harga saham kurang menarik. Beberapa contoh saham slow grower di Indonesia misalnya TLKM, BRAM, TOTL, MBAP.
Perusahaan2 ini membagikan dividen besar, rutin, stabil dan dividend yield-nya diatas 4%. Namun pertumbuhan perusahaannya sudah tidak terlalu tinggi, dan pergerakan harga sahamnya juga tidak volatil.
2. Stalwarts (tumbuh sedang)
Stalwarts merupakan perusahaan yang bertumbuh secara moderat, dengan tingkat pertumbuhan laba / profit sekitar 10%, serta memberikan dividen yang terus bertumbuh. Keuntungan dari kenaikan harga sahamnya (capital gain) lebih cepat daripada perusahaan slow grower.
Pada umumnya, perusahaan stalwarts memiliki company size yang cukup besar dan pangsa pasarnya juga besar. Perusahaan-perusahaan ini juga relatif tahan banting terhadap krisis ekonomi, kecuali untuk saham-saham siklusan atau komoditas.
Beberapa contoh tipe saham stalwarts di Indonesia antara lain adalah AKRA, ANTM, KLBF yang memiliki growth sekitar 10-15% dengan ukuran perusahaan yang cukup besar.
Untuk investasi di saham-saham ini, investor harus selalu melihat valuasi sahamnya. Salah satunya adalah Price Earning Ratio (PER), karena saham stalwarts dengan PER yang sangat tinggi, risikonya akan sangat sulit untuk naik lagi dalam jangka menengah.
3. Fast grower (tumbuh cepat)
Perusahaan fast grower fundamentalnya tidak sekuat slow grower dan stalwarts. Akan tetapi perusahaan fast grower memiliki pertumbuhan laba yang cukup cepat sekitar 15-20% per tahun atau bahkan bisa lebih tinggi.
Saham-saham perusahaan fast grower biasanya memberikan tingkat capital gain yang sangat cepat. Banyak perusahaan fast grower yang sahamnya bisa naik 100-200%, atau bahkan lebih besar dalam beberapa bulan sampai 1-1,5 tahun.
Perusahaan fast grower umumnya merupakan dengan size yang kecil, tetapi bisa jadi perusahaan yang besar juga masuk dalam kategori tersebut, dengan catatan industrinya sedan berkembang pesat.
Fast grower lebih menguntungkan untuk investasi jangka menengah, yang ingin mengincar multi bagger profit dari capital gain (kenaikan harga saham). Namun kurang cocok untuk investor yang ingin risiko rendah, karena perusahaan dengan ukuran kecil juga berisiko kekurangan dana, menghadapi tingkat persaingan yang tinggi, manajemen yang belum terlalu pengalaman dan lain-lain.
Contoh saham fast grower di Indonesia misalnya INKP. INKP rajin melakukan ekspansi besar-besaran, pertumbuhan tinggi, sehingga kenaikan harga sahamnya sangat cepat.
Perusahaan fast grower umumnya adalah perusahaan yang akan menuju kearah stalwarts.
4. Cyclical (siklus)
Perusahaan cyclical adalah perusahaan yang membukukan kenaikan penjualan dan laba dengan cara yang agak sulit diprediksi. Kenaikan dan penurunan penjualan dan keuntungan cukup cepat.
Pada masa-masa tertentu, perusahaan bisa membukukan kenaikan laba bersih yang sangat tinggi, namun pada saat-saat lainnya, tiba-tiba kinerjanya menurun sehingga mempengaruhi profitabilitas.
Inilah yang dinamakan dengan perusahaan siklus. Dikatakan perusahaan siklusan karena kinerjanya juga sangat tergantung pada bagus tidaknya kondisi ekonomi negara. Contoh-contoh saham cyclical di Indonesia yang paling mudah adalah saham-saham sektor komoditas, properti, otomotif.
Contoh-contohnya seperti saham batu bara: ADRO, INDY, ITMG, PTBA. Atau saham-saham di sektor CPO seperti AALI, LSIP. Saham-saham tersebut memiliki siklus bisnis, di mana ketika harga komoditas jatuh karena ekonomi buruk, maka fundamentalnya bisa berubah signifikan dan sahamnya turun.
Namun ketika siklus bisnisnya sedang bagus dan saham-sahamnya sudah undervalue, harga saham-nya akan diborong lagi sehingga naik tinggi. Demikian siklus ini akan terus terjadi dan bergerak sesuai dengan arah ekonomi.
Untuk investasi di saham siklusan, investor harus memiliki TIMING yang sangat tepat. Karena pergerakan harga sahamnya biasanya berkebalikan. Artinya, investor harus menerapkan strategi kontrarian (Beli saat orang-orang sedang panik, dan jual saat euforia terjadi).
Misalnya, ketika saham-saham komoditas sedang jatuh, siklus bisnis-nya lagi lesu, itulah saatnya membeli sahamnya karena harganya sudah murah. Namun ketika saham sudah naik tinggi, banyak rekomendasi beli di saham-saham komoditas, justru itulah saatnya investo merealisasikan keuntungan.
5. Turnaround (fundamental berbalik)
Perusahaan turnaround adalah perusahaan yang sedang mengalami kerugian besar, atau hampir bangkrut, yang bisa dikarenakan beberapa hal misalnya: Pengelolaan operasional yang kurang baik, utang besar, likuiditas rendah dan sebagainya.
Namun perusahaan sedang dalam tahap recovery / pemulihan, dengan cara membayar utang, atau menempuh jalur restrukturisasi utang, restrukturisasi bisnis.
Perusahaan yang sedang dalam tahap turnaround, umumnya memiliki harga saham yang sangat rendah secara nominal, karena sahamnya banyak dijual oleh investor dan likuiditas sahamnya biasanya juga rendah karena perusahaan yang fundamentalnya sedang buruk, umumnya tidak terlalu diminati.
Apabila perusahaan berhasil memulihkan bisnis-nya dengan jalur-jalur tersebut, hal ini juga akan berdampak positif pada investor.
Beberapa contoh perusahaan turnaround adalah perusahaan-perusahaan Bakrie Group seperti BUMI, ELTY. Kalau anda baca-baca berita tentang perusahaan tersebut, anda pasti akan menemukan berita-berita tentang restrukturisasi utang.
6. Asset Play (permainan aset)
Perusahaan asset play sesuai namanya berarti adalah perusahaan yang memiliki aset-aset bernilai tinggi, seperti real estate, atau banyak saham di perusahaan lain. Contohnya seperti perusahaan Berkshire Hathaway yang memiliki cukup banyak saham di perusahaan yang berbeda.
Untuk investasi pada saham-saham asset play, investor harus memilih perusahaan yang berinvestasi pada aset-aset yang menguntungkan. Dalam investasi, investor sebaiknya melihat aset-aset yang sesungguhnya seperti properti, komoditas yang dapat dijual secara riil (bukan hanya melihat book value-nya).
Misalnya perusahaan memiliki aset cadangan minyak atau real estate yang cukup besar, sehingga nilai aset riil ini sangat besar.
Dengan investasi pada asset play yang benar, maka sesungguhnya investor ibarat mendapatkan aset yang sesungguhnya.
Itulah 6 jenis saham menurut Peter Lynch. Dengan mengetahui jenis-jenis saham dan karakternya, anda bisa menggunakan untuk mengambil keputusan investasi berdasarkan karakter masing-masing.
Misalnya, kalau anda tipe investor yang tidak suka risiko tinggi, investasi-lah pada perusahaan slow grower yang menawarkan imbal hasil dividen yang besar, jangan memilih perusahaan fast grower.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.