Saham yang sedang turun adalah peluang bagi trader untuk membeli sahamnya di harga bawah, alias strategi buy on weakness. Sesuai konsep di pasar saham / analisa teknikal, ketika saham sudah turun, saham akan dibeli lagi, sehingga harganya berpeluang untuk naik / rebound.
Dalam praktikknya, tidak semua saham yang turun merupakan saham yang bagus untuk dibeli. Kita sering menemukan saham yang tren-nya sudah turun tajam, namun bukan berarti saham yang sedang turun adalah saham yang bagus untuk dibeli.
Hal ini karena saham-saham yang breakdown atau jatuh dari harga support terendah, seringkali sahamnya melanjutkan penurunan, sehingga kalau trader berasumsi bahwa saham yang sedang turun adalah saham yang bagus untuk dibeli, risikonya trader akan "menangkap pisau jatuh".
Saham yang sedang turun adalah saham yang bagus untuk buy on weakness. Namun anda juga harus memahami tipikal saham turun yang bagus, dan tipikal saham turun yang berisiko.
Saham-saham yang breakdown dari support terendahnya selama 6 bulan terakhir, dan membentuk pola strong downtrend, umumnya adalah saham-saham yang cukup berisiko untuk trading. Anda bisa perhatikan contoh-contoh pola-nya berikut:
1. Saham SMGR
Perhatikan, saham SMGR membentuk tren turun tajam. Kemudian SMGR menguji support terendahnya di garis horizontal, di mana setelah menyentuh support garis horizontal, biasanya SMGR rebound.
Namun kali ini, SMGR justru jatuh dari support penahannya (lihat tanda lingkaran) dan bisa anda lihat SMGR melanjutkan tren turunnya secara signifikan.
2. Saham MYOR
Saham MYOR terus membentuk tren turun selama 6 bulan. Pada tanda lingkaran, saham MYOR menguji support terendahnya. Namun, tidak lama kemudian saham MYOR terus jatuh dari support penahannya, sehingga melanjutkan tren turunnya secara signifikan.
3. Saham TOWR
Saham TOWR membentuk support terendah 6 bulan. Namun TOWR tidak berhasil rebound dari support terendahnya (tanda persegi). Perhatikan saham TOWR terus melanjutkan penurunan tren-nya.
Jadi, saham-saham yang sedang turun belum tentu saham tersebut akan berbalik naik dengan cepat. Saham-saham yang turun sangat mungkin melanjutkan penurunan tren-nya, sehingga harga sahamnya jatuh lebih dalam.
Biasanya, saham-saham turun yang punya risiko besar untuk melanjutkan penurunan, adalah saham dengan ciri-ciri berikut:
1. Saham tersebut jarang ada kenaikan signifikan selama beberapa minggu terakhir
Saham yang didominasi dengan candle merah selama beberapa minggu terakhir, dan jarang ada kenaikan merupakan salah satu ciri saham yang berisiko untuk patah tren. Kalau anda menemukan saham-saham dengan tren turun seperti ini, sebaiknya hindari untuk trading.
2. Fluktuatif-nya tidak terlalu cepat
Saham-saham seperti MYOR, TOWR yang saya contohkan diatas merupakan saham-saham yang fluktuatif-nya lambat, dan tidak banyak pergerakan. Kalau anda menemukan saham turun, namun fluktuatifnya lama, sebaiknya hindari sahamnya.
Hal ini menandakan bahwa saham tersebut memang sedang tidak banyak diminati oleh market, sehingga kemungkinan tekanan bearish berlanjut akan cukup besar.
Jadi jangan beranggapan bahwa saham yang sedang turun adalah saham yang sudah murah dan waktunya dibeli. Anda harus perhatikan support-support penahannya. Apabila saham jatuh dari support penahannya, saham tersebut berisiko untuk ditradingkan atau buy and hold.
Apalagi jika saham tersebut berada dalam tren turun disertai fluktuatif yang sangat lambat. Risikonya akan cukup besar untuk trader.
Buat trader pengincar strategi buy on weakness, saran saya pilihlah saham-saham yang sudah turun dengan fluktuatif yang bagus, atau setidaknya pilihlah saham yang tidak berada dalam tren turun yang sangat tajam (seperti contoh saham-saham diatas).
Ingat, bahwa saham yang turun belum tentu saham tersebut murah secara teknikal. Anda harus bisa membedakan saham turun yang sudah murah dan berpotensi naik, serta saham turun yang masih berisiko untuk melanjutkan penurunan.
Anda bisa perdalam cara-cara memilih saham yang diskon dan berpotensi rebound / naik disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
Kalau anda ingin membeli saham yang sedang turun, anda bisa memilih saham-saham yang grafik-nya memiliki fluktuatif bagus, karena peluang naik / rebound-nya akan lebih cepat. Contohnya seperti chart berikut:
Perhatikan bahwa saham dengan fluktuatif yang bagus memiliki peluang rebound lebih cepat. Setelah turun beberapa hari, ada kenaikan / rebound yang signifikan. Selain itu, jangan lupa untuk menambahkan indikator-indikator seperti RSI atau Moving Average dan analisa price action.
Analisa-analisa teknikal tersebut berguna bagi anda untuk melihat konfirmasi bullish reversal suatu saham, sehingga anda tidak asal membeli saham hanya karena sudah turun berhari-hari.
Anda bisa pelajari full praktik dan strategi analisa teknikal untuk menemukan saham-saham bagus disini: Ebook Full Analisis Teknikal Saham.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.