Dalam trading saham, trader sangat mungkin menghadapi kondisi OVERTRADING. Overtrading merupakan kondisi di mana trader terlalu sering melakukan aktivitas trading, sehingga frekuensi trading dan / atau portofolio sahamnya menjadi terlalu banyak. Overtrading pada akhirnya akan mengganggu psikologis dan bahkan mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Jadi kata-kata kunci untuk menggambarkan overtrading itu dua, yaitu: Frekuensi trading terlalu banyak dan/ atau portofolio sahamnya terlalu banyak.
Kalau anda mengalami salah satu saja kondisi diatas, maka anda dapat dikatakan sedang mengalami overtrading. Yang jelas ketika trader menghadapi kondisi overtrading, psikologis akan terganggu.
Hal ini biasanya ditandai dengan adanya: Mudah tergoda beli saham, tidak tenang, selalu ingin melihat market, mempengaruhi aktivitas anda yang lain.
Dalam praktikknya, trader seringkali kesulitan mengatasi overtrading, karena di market banyak godaan. Misalnya, anda sudah memutuskan untuk istirahat dulu dari trading, atau anda mau off trading dulu karena mood sedang kurang baik.
Tapi ujung-ujungnya anda tetap membeli banyak saham di saat itu karena tergoda. Saya sendiri juga pernah mengalami kondisi overtrading. Lalu, cara jitu apa yang saya gunakan untuk mengatasi overtading?
Untuk menghindari overtrading (yang tentu berbahaya untuk trading anda), maka saya menggunakan dua cara berikut ini:
1. Tutup laptop
Ya, solusi paling ampuh adalah TUTUP LAPTOP, dan lakukan aktivitas yang lain yang nggak berhubungan dengan trading saham. Overtrading itu sering kali terjadi pada saat trader semakin banyak / sering memantau saham real time.
Semakin sering anda memantau saham, godaan trading akan semakin tinggi. Anda mungkin awalnya mungkin sudah berkomitmen nggak trading dulu, hanya memantau market real time.
Namun saat memantau market, ternyata anda menemukan saham yang menarik perhatian anda, sehingga akhirnya anda tergoda untuk membeli saham tersebut. Apabila hal ini sering dilakukan, frekuensi trading anda bisa menjadi banyak.
Trader seringkali tidak menyadari dengan memantau market dan akhirnya tergoda beli saham, menyebabkan banyak saham yang dibeli justru nyangkut, dan portofolionya diisi oleh saham-saham diluar trading plan.
Hal ini sering terjadi pada SCALPER dan TRADER HARIAN, karena kedua jenis trader inilah yang paling sering memantau market real time.
Saya harus akui, walaupun saya cukup lama trading di pasar saham, saya pun bisa tergoda membeli saham diluar trading plan ketika memantau market real time.
Jadi solusi yang paling manjur untuk saya adalah: tutup laptop dan lupakan saham sementara waktu. Dengan cara ini, anda akan meminimalkan godaan-godaan untuk beli saham diluar trading plan.
Intinya, kalau anda sudah berkomitmen untuk tidak menambah portofolio terlebih dahulu (tidak trading sementara waktu), saat itulah sebaiknya anda tutup laptop dulu.
"Tapi Pak Heze, kalau trading harian kan harus memantau pasar saham terus?" Protes anda.
Nah ini anggapan yang kurang tepat. Trading harian bukan diartikan sebagai trading yang selalu 100% memantau market. Memang trading harian membutuhkan lebih banyak fokus menganalisa market real time.
Namun bukan berarti anda harus selalu mantengin layar setiap saat, sampai anda tidak melakukan aktivitas yang lain. Justru cara seperti ini akan membuat anda stress, dan meningkatkan risiko overtrading.
Jalankan trading plan anda dengan baik, apapun tipe trading anda, sehingga anda bisa meminimalkan overtrading dan mengatur aktivitas anda yang lain (balance life).
2. Komitmen terhadap jumlah portofolio maksimal
Overtrading itu seringkali terjadi karena trader tidak menetapkan batas (limit) portofolio maksimal. Misalnya, anda memiliki 2 saham. Anda beranggapan 2 saham ini masih sedikit dan anda terus menambah jumlah saham.
Akhirnya tanpa anda sadari, anda sudah membeli belasan saham, dan mayoritas saham yang anda beli ternyata banyak yang nyangkut. Hal ini terjadi karena trader tidak punya manajemen portofolio.
Kalau tadi di poin pertama saya menuliskan overtrading sering terjadi pada day trader, maka di poin kedua ini, saya juga akan menuliskan bahwa overtrading dapat terjadi pada SWING TRADER.
Seperti definisi overtrading yang kita bahas di paragram awal, bahwa salah satu ciri-ciri overtrading adalah jumlah portofolio yang tidak terkontrol. Hal ini juga sering terjadi pada swing trader.
Sebagai contoh, pernah ada trader berkonsultasi ke saya (trader tersebut menerapkan metode swing trading). Trader meminta saran bagaimana cara agar saham nggak sering nyangkut, karena walaupun sudah mencoba swing trading, trader tetap sering nyangkut.
Ternyata trader tersebut memiliki 11 saham di portofolionya, dan 8 diantaranya saham-saham yang nyangkut, saham-saham gorengan. Ini adalah salah satu contoh overtrading. Walaupun anda seorang swing trader, tidak menutup kemungkinan anda mengalami overtrading, karena tidak adanya perencanaan portofolio yang baik.
Jadi dalam trading, aturlah jumlah portofolio maksimal anda. Sebelum trading, anda harus punya manajemen portofolio, yaitu mengatur berapa jumlah maksimal saham yang akan anda beli / hold.
Kalau anda sudah komitmen memegang maksimal 3 saham di portofolio, maka anda tidak disarankan menambah jumlah saham lagi jika saat itu anda sudah membeli 3 saham.
Jadi walaupun anda katakanlah masih punya modal Rp50 di account balance, tapi kalau portofolio anda sudah maksimal 3 saham seperti yang anda tetapkan, maka tetap tidak disarankan menambah jumlah saham.
Kalau anda ingin membeli saham lagi, juallah dulu saham anda yang lain dan "tukarlah" dengan saham yang lain. Bukan menambah saham keempat, kelima dan seterusnya. Dengan cara ini, anda bisa meminimalkan risiko overtrading.
"Pak Heze, tapi saya sering tergoda menambah jumlah saham meskipun saya sudah menetapkan jumlah porto maksimal" Kata anda.
Kalau anda sering tergoda menambah saham terus-menerus, maka cara terbaik yang bisa anda lakukan yaitu seperti di poin pertama tadi: KURANGI AKTIVITAS MEMANTAU MARKET.
Karena semakin sering aktivitas memantau dilakukan, maka semakin besar godaan anda untuk membeli dan menambah jumlah saham.
Saya sendiri kalau sudah portofolio maksimal sesuai trading plan saya, maka saya akan mulai mengurangi memantau market real time, karena saya sudah tidak mengincar saham-saham baru lagi.
Kalau saya kebanyakan memantau market, godaan menambah jumlah saham diluar trading plan justru akan semakin besar.
Itulah dua cara untuk mengatasi overtrading. Cara ini bisa diterapkan untuk semua level trader, maupun semua strategi trading, baik day trader, scalper, hingga swing trading.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.