Tren saham dibagi menjadi tiga, yaitu tren naik (uptrend), tren turun (downtrend) dan trend mendatar (sideways / trendless). Pada pos ini, kita akan membahas cara mengetahui saham uptrend atau saham yang trennya sedang naik.
Para analis teknikal seringkali mengatakan: Saham yang memberikan keuntungan adalah saham-saham yang uptrend, jadi belilah saham yang trennya naik. Saya setuju dengan statement tersebut.
Saya pribadi juga banyak mengincar saham-saham yang trennya berada dalam tren naik yang jelas. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip Dow Theory yaitu: Pergerakan saham akan terus melanjutkan trennya, sampai ada tanda-tanda bahwa tren saham akan segera berakhir. Baca juga: 6 Prinsip Teori Dow - Belajar Teori Dow.
Dari prinsip Dow Theory, dapat disimpulkan bahwa saham dengan tren naik harganya akan terus melanjutkan kenaikan trennya, sampai ada tanda-tanda pembalikan arah menjadi tren turun.
SAHAM UPTREND
Sekarang kita akan membahas cara melihat saham uptrend. Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan trader ketika melihat saham uptrend:
1. Major trend harus uptrend
Pergerakan tren saham dibagi menjadi tiga, yaitu major tren alis tren utama yang paling besar, secondary tren alias tren kedua yang lebih daripada tren utama dan minor tren, yaitu tren yang terbentuk di dalam secondary tren.
Untuk lebih jelas, anda bisa baca: Analisis Tren Saham: Major, Secondary & Minor Trend. Saham uptrend, berarti secara major tren, saham tersebut membentuk tren naik. Secondary tren dan minor tren boleh saja membentuk tren turun, tetapi MAJOR TREN harus naik.
Kalau major tren-nya membentuk tren naik, maka dapat dikatakan saham tersebut adalah saham uptrend. Contoh melihat saham uptrend, bisa anda lihat pada tren saham BTPS berikut ini:
Saham uptrend berarti secara tren utama (major) membentuk higher high dan higher low (membentuk titik-titik harga support dan resisten yang semakin tinggi).
Nah, untuk memudahkan melihat tren suatu saham, anda bisa menggunakan bantuan trendline yang sudah disediakan pada setiap software online trading. Trendline berfungsi untuk menarik dan menghubungkan garis support serta resisten, sehingga dapat diketahui apakah di dalam major tren membentuk higher high dan higher low.
Pelajari juga: Cara Membuat Trendline Saham. Perhatikan garis-garis merah pada grafik BTPS diatas. Itu adalah trendline yang saya buat untuk memudahkan melihat tren major di suatu saham.
Kalau anda perhatikan lagi saham BTPS diatas, walaupun beberapa kali terdapat tren turun, tetapi secara keseluruhan tren besarnya (major trend), BTPS tetap berada dalam tren naik yang kuat.
Itulah mengapa tren BTPS dapat dikatakan sebagai uptrend, walaupun secara secondary tren atau tren-tren yang lebih kecil membentuk tren turun.
2. Perhatikan time frame pembentukan tren
Time frame historis sangat penting, karena panjang pendeknya time frame akan mempengaruhi tren yang terbentuk. Sebagai contoh, jika anda menggunakan time frame 1 bulan, mungkin tren yang terbentuk adalah tren naik
Namun ketika anda perpanjang time frame historis menjadi 6 bulan, bisa jadi tren major yang terbentuk justru tren turun atau sideways. Oleh karena itu, dalam menentukan tren naik suatu saham, anda harus menggunakan time frame yang pas.
Saran saya, untuk melihat tren suatu saham, MINIMAL gunakan time frame 6 BULAN, dengan candlestick daily. Mengapa minimal 6 bulan? Karena analisa tren digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan arah harga saham dalam rentang waktu yang agak panjang.
Jadi analisa tren itu bukan sekedar analisa untuk harian atau scalping, namun untuk melihat kecenderungan arah harga saham lebih luas. Oleh karena itu, time frame yang digunakan sebaiknya agak panjang, minimal 6 bulan.
Dengan time frame lebih panjang, anda bisa melihat pembentukan higher high higher low yang lebih jelas, maupun pattern-pattern reversal dan continuation yang terbentuk dalam grafik.
Kemudian perhatikan lagi contoh tren saham PWON berikut:
Sekarang saya tanya pada anda para pembaca: Menurut anda, tren PWON diatas ini membentuk uptrend atau bukan?
Silahkan analisa chart diatas, renungkan sejenak....
Sudah?
Bagaimana menurut anda? Tren diatas adalah tren naik atau bukan?
Jawabannya: Bukan tren naik. Tren PWON diatas lebih kearah tren sideways. Mengapa? Karena secara major tren, tidak terjadi kenaikan tren secara signifikan.
Di awal pembentukan tren, terjadi tren naik (uptrend). Namun kemudian terjadi pembalikan arah menjadi tren turun. Setelah itu, mulai terbentuk tren naik namun dalam tren yang lebih kecil (secondary tren). Tren naik ini juga belum berhasil breakout dari 560 yang merupakan harga high tertinggi PWON pada grafik.
Dengan tren yang fluktuatif seperti diatas, dapat disimpulkan bahwa saham PWON membentuk tren sideways, bukan tren naik. Jadi sekali lagi, untuk menentukan tren naik, anda harus melihat major trend yang terbentuk.
Intinya, major trend harus naik / uptrend. Kalau tren utamanya "terpotong" dengan turun signifikan setelahnya seperti saham PWON, maka saham tersebut tidak bisa dikatakan sebagai tren naik.
Dua hal ini yang harus anda lakukan untuk melakukan analisa tren, untuk mengidentifikasi saham yang sedang uptrend.
SAHAM UPTREND ADALAH SAHAM YANG MEMBERIKAN KEUNTUNGAN
Seperti yang kita bahas di awal paragraf tadi, bahwa saham-saham yang naik adalah saham yang memberikan keuntungan bagi trader. Karena saham uptrend berarti kekuatan BULLISH lebih dominan dibandingkan kekuatan BEARISH.
Artinya, saham yang berada dalam tren naik adalah saham-saham yang berpotensi memberikan profit, karena kekuatan bullish yang lebih besar. Tadi kita sudah membahas cara melihat saham yang trennya naik.
Nah, untuk level entry pada saham yang sedang uptrend, sebaiknya anda perhatikan beberapa poin penting berikut:
1. Memanfaatkan momentum throwback
Anda bisa menunggu saham koreksi sejenak dari tren naiknya, untuk menerapkan buy on weakness di dalam tren naik. Momentum koreksi sejenak dalam tren naik disebut dengan momentum throwback. Baca juga: Arti Throwback dan Pullback dalam Saham.
Saham uptrend yang mengalami momentum throwback, pada umumnya akan melanjutkan kenaikan trennya.
2. Perhatikan volumenya
Namun anda juga harus perhatikan volumenya. Pada umumnya, jika penurunan harga saham sejenak (throwback) diikuti dengan volume kecil, maka harga saham berpotensi untuk rebound.
Namun jika penurunan harga saham diikuti volume besar, ini artinya terjadi tekanan bearish yang dominan, sehingga ada kemungkinan harga saham akan mengalami reversal tren.
3. Perhatikan pattern dan support resisten
Jangan lupa untuk perhatikan reversal pattern, support resisten terdekatnya, karena support resisten, chart pattern sangat penting untuk melihat arah pembalikan harga saham, level-level entry yang tepat. Kombinasikan dengan volume.
Lalu bagaimana praktikknya di saham uptrend? Kita kembali lagi ke contoh saham BTPS untuk entry trading. Perhatikan kembali chart BTPS:
Dalam tren naik, tetap perhatikan support resisten saham tersebut. Contohnya perhatikan chart BTPS ketika koreksi dari tren naiknya, namun kemudian breakdown / jebol support penting / penahannya.
Ini adalah titik yang bahaya untuk entry trading, karena harga saham berisiko turun, dan mungkin akan terjadi pembalikan tren. Dan setelah saham breakdown dari support, perhatikan harga saham BTPS melanjutkan penurunan.
Namun BTPS kembali sideways dibawah, dan setelah mulau muncul candle hijau, ada dukungan volume besar. Disitulah trader bisa mulai pertimbangkan untuk entry buy, karena itu adalah level konfirmasi bahwa harga saham tidak jadi membentuk bearish reversal tren, namun kembali menguat.
Itulah cara mengetahui saham uptrend, dan tips-tips yang perlu diperhatikan ketika anda ingin entry trading di saham uptrend.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.