Di pasar saham, kita sering mendengar istilah PUMP AND DUMP. Dalam bahasa Indonesia, pump artinya memompa. Sedangkan dump artinya membuang. Lalu apa hubungannya dengan saham? Apa yang 'dipompa' (pump) dan apa yang 'dibuang' (dump). Kenapa trader perlu memahami praktik pump and dump di market?
Pump and dump adalah praktik yang dilakukan pihak tertentu dengan cara menaikkan harga saham sangat tinggi dalam waktu cepat (pump), dan kemudian setelah naik saham akan dilepas yang sangat besar (dump), menyebabkan saham turun drastis.
Tentu saja untuk melakukan pump and dump, dibutuhkan modal yang sangat besar. Pihak-pihak yang mempraktikkan pump and dump umumnya adalah para bandar saham (biasanya bekerja dalam tim).
Siapa itu bandar saham? Bandar saham bisa berasal dari institusi, atau grup beberapa orang, yang biasanya ada di grup-grup saham. Baca juga: Bandarmologi Saham: Mengenal Bandar Saham.
Cara kerja bandar saham ketika nge-pump suatu saham, biasanya bandar akan mengakumulasi target sahamnya terlebih dahulu. Setelah itu, bandar secara langsung ataupun tidak langsung, mengajak para trader ritel untuk ikut membeli sahamnya.
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan keyakinan pada trader ritel bahwa bandar sudah koleksi saham A di harga sekian, dan memberikan "sinyal" bahwa saham tersebut bakal naik tinggi.
Bandar juga bisa memberikan rumor-rumor tertentu yang bisa meningkatkan persepsi dan optimisme market untuk membeli saham tersebut. Dengan kata lain, bandar sudah koleksi di harga bawah, dan mengajak trader-trader ritel untuk "membantu" bandar menaikkan saham tersebut dengan cara membeli.
Ketika para trader ritel mulai masuk, harga saham mulai bergerak naik (karena permintaan tinggi). Dalam fase ini, bandar biasanya mulai mengerek naik harga sahamnya lebih tinggi. Disinilah mulai terjadi aksi PUMP.
Dalam fase ini, biasanya sebagian kecil trader ritel yang masuk dan mengikuti bandar. Tetapi mayoritas trader ritel biasanya masih ragu, takut untuk masuk.
Pada saat harga saham mulai naik karena di pump bandar dan mulai ramai dibicarakan, bandar semakin gencar meyakinkan trader-trader ritel untuk masuk di saham tersebut. Banyak trader ritel yang tidak sempat masuk di saham tersebut, akhirnya ikut membeli karena fear of missing out (FOMO).
Pada saat sebagian besar trader mulai masuk di harga tinggi, disinilah terjadi aksi DUMP oleh bandar. Karena bandar sudah mendapatkan saham di harga bawah (akumulasi) dalam jumlah yang sangat besar, maka bandar akan dengan mudah "membuang" sahamnya di harga puncak.
Jika penawaran jual di suatu saham sangat tinggi, bisa kita tebak harga saham pasti akan langsung jatuh. Aksi dump inilah yang membuat harga saham turun drastis dalam waktu sangat cepat.
Beruntunglah sebagian kecil trader ritel yang sempat masuk di harga murah dan mengikuti bandar. Trader mungkin masih sempat take profit beberapa fraksi diatas harga belinya.
Masalahnya, dalam aksi pump and dump, bandar pasti sudah akumulasi saham di harga bawah. Sehingga para trader ritel yang baru masuk ketika saham sudah naik, kemungkinan besar trader akan terkena aksi dump besar-besaran, sehingga sahamnya akan turun dengan cepat.
Di saat trader ritel baru masuk di saham tersebut, justru disitulah bandar langsung menjual saham. Ibaratnya, trader ritel hanyalah alat bandar untuk "membantu" bandar mempertahankan harga sahamnya sebelum bandar take profit besar-besaran (dump).
Kita sering mendengar keluhan-keluhan trader yang sahamnya nyangkut, floating loss sampai puluhan persen, karena mengikuti saran beli saham dari grup-grup saham, di mana saham-saham yang direkomendasikan adalah saham-saham yang pergerakannya tidak jelas.
CONTOH PUMP AND DUMP
Pump and dump sering terjadi pada saham-saham gorengan / saham market cap kecil. Contoh pola grafik yang menunjukkan pump and dump oleh bandar, bisa anda lihat pada contoh saham HKMU berikut:
Sebelum melakukan pump, bandar akan melakukan akumulasi di harga bawah. Pergerakan grafiknya tidak akan terlihat menarik, sehingga trader ritel biasanya mengabaikan chart-nya ketika sahamnya terlihat tidak banyak pergerakan.
Setelah akumulasi, bandar akan melakukan aksi PUMP, yaitu menaikkan harga sahamnya, dengan bekerja sama pada tim bandar lain. Di saat yang bersamaan, bandar saham akan mulai mengajak trader ritel untuk membeli sahamnya.
Disinilah trader ritel akan mulai tertarik karena melihat chart yang sedang naik tinggi. Namun ketika trader ritel baru mulai membeli sahamnya, bandar yang sudah akumulasi akan langsung melakukan aksi dump, yang membuat harga saham turun dengan cepat, bahkan harga saham bisa turun jauh dibawah harga sebelumnya.
Itulah istilah pump and dump di pasar saham dan contoh pergerakan chartnya. Pump and dump tidak bisa dilakukan pada semua jenis saham. Saham-saham dengan market cap besar dan banyak peminat, tentu akan lebih sulit dilakukan aksi pump and dump, karena pergerakan sahamnya lebih mencerminkan mekanisme market.
Ada beberapa tipe saham di mana bandar sering melakukan aksi pump and dump, biasanya pada tipe-tipe saham berikut:
1. Saham dengan market cap kecil
Saham yang tidak likuid, saham-saham market cap kecil akan jauh lebih mudah dilakukan pump and dump karena bandar akan lebih mudah menaik-turunkan harga sahamnya.
Kalau anda lihat saham-saham yang sering naik turun secara tidak wajar, saham-saham yang sering di pump oleh bandar, mayoritas adalah saham-saham harga murah dengan market cap rendah.
2. Saham yang bermasalah, sedang banyak rumor jelek
Saham-saham yang sering bermasalah dengan fundamental, GCG, biasanya lebih rentan digoreng oleh bandar. Saham-saham tersebut biasanya juga relatif sepi peminat, sehingga bandar bisa lebih mudah melakukan aksi pump and dump.
Saham HKMU diatas misalnya, di mana pemegang saham pengendali-nya menjual semua saham HKMU, sehingga kepemilikan saham publik menjadi 100%. Ini sudah sangat janggal, karena perusahaan publik idealnya pasti memiliki pemegang saham pengendali.
Saham yang sedang bermasalah, banyak rumor, biasanya rentan dimanfaatkan oleh bandar untuk "menggoreng" rumor untuk mengajak trader ritel masuk di saham tersebut.
3. Saham dengan tipe grafik tidak beraturan
Saham-saham yang memiliki grafik tidak beraturan, dengan naik turun yang sangat cepat, volume rendah adalah tipe-tipe saham yang lebih rentan terkena aksi pump and dump.
Tentu saja trading di saham-saham yang sedang di "pump" oleh bandar memiliki risiko ketidakpastian yang lebih besar. Para trader harus memahami saham-saham apa yang bagus, dan saham2 yang berisiko.
Hal ini karena banyak trader saham yang mengalami kerugian besar akibat membeli saham karena mengikuti kata bandar, beli saham hanya karena sahamnya terlihat lagi ramai, padahal trader tidak menyadari bahwa saham tersebut sedang di pump oleh bandar, dan sebentar akan di dump.
Investasi leher keatas (ilmu) sangat penting sebelum anda memutuskan terjun ke dunia saham, supaya anda bisa memilih saham-saham yang layak, dan tidak trading berdasarkan Fear of Missing Out (FOMO).
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.