Tren saham dibagi menjadi tiga, yaitu tren naik (uptrend), tren turun (downtrend) dan tren sideways (mendatar). Pada umumnya, saham yang banyak diincar oleh trader adalah saham dengan pergerakan tren yang jelas, yaitu saham uptrend dan saham downtrend.
Pada saat saham uptrend, berarti tekanan bullish lebih besar dibandingkan bearish, sehingga para trader memanfaatkan saham uptrend untuk swing trading, positioning trading, maupun memanfaatkan area throwback-nya.
Sedangkan pada saham downtrend, trader bisa memanfaatkan momentum buy on weakness, membeli saham diskon, atau strategi bottom fishing. Baca juga: Analisis dan Strategi Bottom Fishing Saham.
Dalam praktikknya, banyak trader yang belum paham bagaimana cara mengetahui saham uptrend dan downtrend.
[Pelajari juga full praktik analisis teknikal pemula - expert untuk memilih saham-saham bagus disini: Ebook Analisis Teknikal Saham Pemula - Expert].
CARA MENGETAHUI SAHAM UPTREND
Melihat saham uptrend cara paling mudahnya yaitu dengan mengammbar garis tren (trendline). Trendline adalah garis tren manual yang fiturnya sudah tersedia pada setiap software online trading. Baca juga: Cara Membuat Trendline Saham.
Untuk melihat saham uptrend, anda harus melihat titik support resistrennya. Saham uptrend adalah saham dengan harga resisten puncak yang semakin tinggi, dan harga support yang semakin tinggi juga alias HIGHER HIGH & HIGHER LOW.
Bagaimana contoh mengetahui saham uptrend? Anda bisa perhatikan chart AALI berikut ini:
Dengan menggunakan trendline (lihat garis merah), anda bisa menghubungkan titik-titik support yang sejajar / searah dengan garis trend, dan titik-titik resisten yang searah juga dengan garis tren.
Karena support-support AALI yang terbentuk semakin tinggi, maka terbentuklah HIGHER LOW. Demikian juga dengan resisten yang terbentuk semakin tinggi, maka terbentuklah HIGHER HIGH.
Inilah cara melihat saham uptrend. Caranya sangat simpel, anda hanya perlu menarik garis tren dari titik-titik support, dan titik-titik resistennya. Secara kasat mata, tanpa garis tren sebenarnya kita sudah bisa melihat bahwa saham AALI diatas membentuk tren naik.
Namun dengan trendline, anda lebih mudah melihat konfirmasi uptrend yang lebih valid, melalui garis-garis tren yang sudah anda gambarkan di grafik.
Terus, kapan sebaiknya kita bisa entry di saham yang sedang uptrend? Bukankah saham uptrend itu juga ada risikonya? Apalagi saham uptrend umumnya adalah saham yang harganya sudah naik tinggi.
Jadi bisa saja sewaktu-waktu terjadi aksi take profit besar-besaran, yang membuat harga saham berbalik arah turun cepat. Nah, salah satu cara paling efektif entry di saham uptrend, yaitu dengan memanfaatkan KOREKSI MINOR alias momentum throwback.
Konsepnya, saham uptrend biasanya akan terus bergerak mengikut tren-nya, sehingga ketika saham sedang mengalami koreksi minor di pola uptrend yang terbentuk, maka saham tersebut akan berbalik naik lagi. Ada beberapa rules yang perlu diperhatikan trader untuk entry buy pada saham uptrend:
- Harga saham turun beberapa hari pada tren turunnya
- Tidak didukung dengan volume besar
- Tertahan di support minor
Berikut contoh cara entry pada saham uptrend dengan memanfaatkan koreksi di support minor-nya. Kita gunakan contoh chart saham BFIN:
Pada chart BFIN, terlihat bahwa tren yang sedang terbentuk adalah tren naik. Tetapi, BFIN mengalami pola koreksi beberapa saat, dan tertahan di area support minor. Setelah itu, diikuti dengan volume rendah. Perhatikan harga saham BFIN 2 hari setelahnya:
Yap, saham BFIN berhasil naik lagi setelah tertahan di area support minor. Sehingga momentum throwback tersebut, dapat dimanfaatkan untuk intraday atau swing trading.
Jadi, salah satu cara entry di saham yang sedang uptrend adalah dengan memanfaatkan momentum koreksi sejenak untuk buyback, dengan memperhatikan volume (sebaiknya volume semakin rendah), dan support minor pada grafiknya.
Dengan cara ini, trader bisa meminimalkan jebakan atau risiko membeli saham di harga puncak, karena banyak trader yang beli saham uptrend, sahamnya langsung turun drastis, karena trader belum melakukan analisa tren, support resisten dan volume.
CARA MENGETAHUI SAHAM DOWNTREND
Mengetahui saham downtrend prinsipnya sama dengan saham uptrend, yaitu menggunakan analisa trendline. Saham downtrend adalah saham yang membentuk harga resisten puncak yang semakin rendah dan harga support yang semakin rendah alias HIGHER LOW & LOWER LOW. Baca juga: Analisis Teknikal Saham: Lower High Lower Low.
Sekarang kita masuk ke contoh cara analisa saham downtrend. Berikut contoh tren saham LPKR:
Jika digambar garis tren (garis merah), LPKR membentuk tren turun (downtrend). Hal ini bisa kita lihat dari lower high dan lower low yang terbentuk. Secara kasat mata, bisa anda lihat juga bahwa harga saham LPKR terus mengalami penurunan.
Apakah saham dengan tren turun adalah saham yang bagus untuk dibeli, karena harganya sudah murah? Sayangnya belum tentu.
Banyak istilah membeli saham downtrend ibarat menangkap pisau jatuh. Memang ada benarnya. Ingat, saham downtrend berarti tren-nya turun, yang artinya tekanan bearish lebih dominan dibandingkan bullish.
Bisa jadi saham yang sedang downtrend, tren harganya terus turun, dan kita tidak tahu dimana ujung downtrend-nya. Tetapi dalam praktikknya, sering juga kita temukan saham downtrend yang pada akhirnya berbalik naik karena harga sahamnya sudah DISKON.
Oleh karena itu, trader yang ingin mencari saham downtrend untuk trading karena harganya sudah murah, anda harus menyeleksi saham downtrend. Pilihlah saham downtrend yang yang harganya sudah DISKON dan punya potensi naik.
Dan hindari saham-saham downtrend yang risikonya besar. Cara menganalisa saham-saham turun yang sudah diskon dan berpotensi naik, bisa anda perdalam analisanya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon yang Berpotensi Naik.
TIME FRAME UNTUK MENENTUKAN UPTREND DAN DOWNTREND
Untuk menentukan analisa tren, disarankan menggunakan time frame agak panjang, minimal 3 bulan. Dari situlah anda bisa melihat tren saham lebih jelas.
Hal ini karena penggunaan time frame historis dapat memberikan hasil tren yang berbeda. Misalnya, dalam time frame 1 bulan, harga saham mungkin akan menghasilkan pola uptrend.
Tetapi kalau diperpanjang menjadi 3-6 bulan, atau bahkan 1 tahun, ternyata tren-nya sedang strong downtrend. Jadi penggunaan time frame sangat menentukan hasil analisa anda.
Untuk kepentingan analisa tren (melihat saham uptrend dan downtrend), disarankan minimal menggunakan time frame 3-6 bulan. Jika anda belum bisa melihat secara jelas tren-nya (karena mungkin masih sideways), anda bisa perpanjang lagi menjadi 1 tahun.
Itulah cara mengetahui saham uptrend dan downtrend.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.