Banyak trader yang bercita-cita untuk menjadi full time trader saham. Full time trader berarti sumber penghasilan utama anda berasal dari trading saham (hasil keuntungan dari transaksi jual beli di pasar saham). Oleh karena itu, banyak trader yang sering menetapkan target keuntungan dari hasil tradingnya.
Saya sering mendapatkan pertanyaan dari trader saham yang ingin menjadi full time trader. Salah satunya, beberapa waktu lalu ada trader bertanya melalui WA. Seperti berikut pertanyaannya:
"Bisakah kita hidup dari trading saham saja? Bila estimasi target 1 juta rupiah per hari, berarti berapa modal yang harus disiapkan?"
Bisakah menjadi full time trader? Jawabannya: Bisa.
Tetapi full time trader tidak disarankan untuk menetapkan target keuntungan yang terlalu kaku / strict rules, untuk harus bisa dicapai dalam periode waktu tertentu.
"Kenapa tidak disarankan Pak Heze? Trader kan harusnya punya target keuntungan". Kata anda.
Masalahnya, pasar saham itu dinamis. Pergerakan harga saham cukup fluktuatif. Market terkadang unpredictable. Kita bisa menganalisa market, namun kita tidak bisa memastikan kemana arah market akan bergerak.
Kalau anda menetapkan strict rules misalnya: Saya ingin target untung Rp1 juta sehari. Atau anda menetapkan target: Saya harus bisa profit 10% per bulan.
Jika target anda tercapai, anda senang, anda merasa berhasil. Tetapi bagaimana jika yang terjadi sebaliknya? Saham yang anda beli ternyata turun, sehingga anda tidak bisa mendapatkan Rp1 juta sehari pada saat itu?
Atau kondisi IHSG berbalik arah jadi bearish, sehingga target anda meleset jauh dari harapan anda. Faktanya, di market itulah yang sering terjadi.
Yap, apa yang anda pikirkan, ternyata tidak sesuai dengan dugaan anda. Itulah yang sering terjadi, dan ini bukanlah hal baru di market.
Kebanyakan trader yang menetapkan target strict rules, trading plan-nya akan menjadi kacau balau, jika target profit awal sudah tidak tercapai.
Trader akan cenderung mengejar potensi profit yang hilang, dengan memilih saham-saham yang pada akhirnya trader keluar dari trading plan-nya sendiri. Tidak sedikit trader yang berujung rugi / cut loss karena salah memilih saham, akibat psikologis yang tidak tenang.
Trader yang menetapkan target keuntungan trading dengan cara seperti itu, psikologisnya akan cenderung kacau ketika targetnya ternyata tidak tercapai, karena yang ada dalam pikiran trader adalah: Bagaimana cara mencapai target tersebut.
Sedangkan kondisi pasar saham seringkali tidak bergerak sesuai harapan dan keinginan kita. Di waktu tertentu saat market bullish, anda mungkin bisa mencapai target trading lebih mudah.
Tetapi saat market bearish atau trennya berubah menjadi turun, atau saham yang anda beli ternyata tidak langsung naik, maka target-target yang sudah anda planning sebelumnya berpotensi untuk meleset.
Jadi sebagai full time trader, tidak disarankan untuk menetapkan strict rules terutama dalam hal target profit, karena jika target tidak tercapai, risiko psikologis dan mulai salah mengambil keputusan akan sangat besar.
Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang trader saham?
Saya selalu percaya, bahwa trading saham itu sebaiknya "mengalir" saja. Maksudnya adalah, kita trading dan screening saham mengikuti kondisi market yang ada. Tidak perlu kita paksakan target harus tercapai, saya harus untung sekian persen sebulan, saya harus profit sekian juta per hari.
Itu hanya akan membebani pikiran dan psikologis anda, apalagi jika target anda meleset. Padahal, dalam trading saham, ketenangan PSIKOLOGIS adalah hal utama yang bisa membuat trader memilih saham-saham yang bagus, karena ketika anda tenang, maka analisa dan trading plan anda akan berjalan.
Saya dulu juga selalu menetapkan strict rules dalam trading. Saya ingin dapat untung sekian persen setiap hari. Saya ingin dapat profit sekian puluh juta sebulan. Jujur saja, trading dengan cara seperti itu membuat saya tidak bisa menikmati proses yang ada di market, karena target saya hanya tertuju pada bagaimana cara mencapai profit tersebut.
Namun ketika saya tidak pernah lagi menetapkan target-target yang kaku, saya bisa menyesuaikan trading plan dengan berbagai kondisi market, baik ketika market bullish, bearish ataupun saat sedang konsolidasi.
Jadi kesimpulannya, sebagai trader yang jauh lebih penting adalah: Anda bisa menyesuaikan trading plan dengan kondisi market apapun, sehingga anda bisa mengetahui MOMENTUM kapan beli saham, kapan jual ataupun kapan wait and see.
Kalau anda bisa menyesuaikan trading plan dan memahami momentum, anda bisa meraih profit yang lebih konsisten di market. Walaupun profit anda setiap bulan mungkin nominalnya tidak akan sama, namun anda bisa meminimalkan kerugian.
Dan tentunya, trading saham akan menjadi jauh lebih enjoy, tidak ada tekanan-tekanan psikologis karena menetapkan target-target tersebut.
Happy trading dan semoga profit....
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.