Pernahkah setelah anda membeli saham, saham anda tidak bergerak naik ataupun turun. Saham anda diam di tempat (sideways), bukan hanya dalam waktu 1-2 harian, tetapi saham anda sideways tidak bergerak dalam waktu yang cukup lama?
Hal seperti ini sering sekali dialami oleh para trader ataupun investor saham. Kita semua berharap setelah membeli saham, saham yang kita beli langsung naik. Namun fakta di market, bisa tidak sesuai harapan.
Banyak trader yang mengalami kondisi saham sideways lama, trader bingung memutuskan: Apakah saham yang sideways lama sebaiknya dijual saja untuk ditukar dengan saham lain yang lebih bagus, atau tetap hold?
Idealnya, ketika saham yang anda beli mengalami sideways panjang, sebaiknya anda memutuskan untuk melakukan HOLD atau JUAL. Anda bisa pilih salah satu. Keputusan hold atau cut loss, tentu harus didasarkan pada analisa.
1. HOLD
Ketika saham yang anda beli, terus sideways dalam waktu panjang, anda bisa pertimbangkan untuk melakukan hold apabila:
- Fundamental bagus, dan valuasi masih mendukung untuk hold
- Saham bertahan di support
- Saham membentuk pattern seperti bullish reversal dan bullish continuation
Saham sideways, artinya kita tidak mengetahui kecenderungan arah harga saham selanjutnya, karena harga saham masih relatif diam di tempat.
Maka dari itu, trader atau investor bisa pertimbangkan untuk hold saham apabila fundamental saham tersebut bagus, dan valuasi tidak terlalu mahal. Baca juga: Analisis Valuasi Saham PER dan PBV.
Saham dengan fundamental yang solid, memiliki peluang untuk kembali bergerak naik daripada saham-saham dengan fundamental jelek, yang pergerakannya relatif lebih random.
Kedua, saham-saham yang sudah bertahan di support namun masih sideways, bisa anda pertimbangkan untuk hold, karena saham yang bertahan di support bisa menunjukkan adanya fase akumulasi.
Akumulasi ditandai dengan pergerakan harga saham yang tertahan di support, namun biasanya harga saham akan relatif sideways terlebih dahulu, dan belum ada pergerakan harga signifikan.
Dalam fase akumulasi sideways, memang diperlukan waktu agak lama untuk menunggu momentum market mengangkat harga sahamnya lebih tinggi. Perhatikan contoh saham BBRI berikut:
Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran. Yap, BBRI sideways cukup lama pada harga 4.100-4.200-an. Namun di harga-harga tersebut, BBRI juga tertahan terus di area support, bertahan diatas support psikologis 4.000.
Fundamental BBRI juga sangat bagus, rilis kinerja keuangannya mencetak laba bersih, dan termasuk salah satu blue chip bank. Tren harga sahamnya juga sudah berbalik naik dari 3.900-an ke 4.100.
Ini adalah salah satu contoh saham sideways yang masih layak untuk hold, karena analisa teknikal dan fundamental mendukung. Setelah keluar dari tren sideways, BBRI berhasil balik ke harga 4.700.
Selain itu, saham-saham yang membentuk chart pattern bullish reversal seperti double bottom, rounding bottom atau bullish continuation seperti bullish rectangle, ascending triangle, cup and handle bisa anda pertimbangkan untuk hold terlebih dahulu.
Ciri-ciri terbentuknya chart pattern adalah saham tersebut akan masuk ke dalam tren sideways terlebih dahulu. Maka dari itu, para analis teknikal harus bisa menganalisa pattern-pattern apa yang terbentuk pada suatu saham, pada saat saham tersebut lagi sideways.
Pelajari juga: Belajar Chart Pattern & Praktik Trading. Perhatikan contoh saham UNTR berikut:
Saham UNTR membentuk cup and handle. Perhatikan pada tanda persegi (dua garis biru). UNTR sempat membentuk sieways selama beberapa minggu, sebelum akhirnya melanjutkan kenaikan.
Jadi, ketika saham sideways, disertai chart pattern yang menunjukkan potensi bullish, maka anda bisa pertimbangkan untuk hold saham yang sudah anda beli.
Analisa tren, support resisten dan pattern juga bisa dikombinasikan dengan analisa fundamental. Saham2 yang secara teknikal baik, didukung fundamental bagus, tetapi sahamnya sideways, maka tidak ada salahnya anda hold. Pelajari analisa fundamental: Belajar Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.
2. JUAL dan PINDAH
Saham sideways tidak harus melulu di hold. Anda boleh pertimbangkan jual dan pindah ke saham lain yang punya potensi profit lebih bagus apabila:
- Anda menemukan saham lain yang potensinya lebih bagus (opportunity cost)
- Tren saham yang anda beli membentuk strong downtrend
- Fundamentalnya jelek dan valuasi mahal
Anda boleh jual saham yang anda punya jika anda sudah menemukan saham-saham lain yang anda nilai potensi profitnya lebih bagus. Walaupun saham sideways yang anda jual mungkin hanya untung sedikit, atau bahkan cut loss, tetapi kalau anda menemukan saham yang potensinya bagus, disitulah opportunity cost-nya.
Anda tidak akan membuang peluang untuk mendapatkan potensi profit yang lebih besar, dengan "mengorbankan" saham sideways yang saat ini sulit naik.
Kedua, saham yang membentuk strong downtrend, dan belum ada tanda-tanda reversal, adalah saham yang sangat berisiko untuk disimpan. Kita sudah pernah membahas pada pos ini mengenai tren saham yang berbahaya untuk trading / hold: Ciri-Ciri Saham yang Berbahaya untuk Trading.
Seringkali terjadi saham yang sedang sideways dengan kondisi strong downtrend, tidak lama kemudian harga sahamnya justru jebol lagi dari supportnya. Perhatikan kembali contoh saham WIRG berikut:
WIRG awalnya terlihat jelas mmebentuk strong downtrend, dari harga 1.200 kemudian cenderung turun sampai ke 600. Masalahnya pada tren turun WIRG, belum terlihat tanda-tanda reversal apapun.
WIRG sempat sideways panjang pada harga 500-600-an (lihat tanda lingkaran). Namun kalau anda menyimpan saham WIRG pada kondisi sideways panjang, dan nggak naik-naik, serta belum ada tanda reversal, disarankan untuk menjual saham tersebut.
Masalahnya, tren awal yang terbentuk adalah tren turun tajam, dan belum ada tanda reversal. Hal ini menyebabkan pergerakan saham yang sideways tersebut akan lebih berisiko jika anda simpan.
Perhatikan, setelah sideways di 500-600-an, WIRG bukan balik ke 700-900, melainkan melanjutkan kembali penurunannya. Karena dari awal, kita bisa lihat major trennya saja sudah sangat berisiko untuk disimpan terlalu lama.
Ketiga, anda bisa pertimbangkan menjual saham yang sedang sideways, apabila fundamental saham tersebut jelek, sering rugi bersih, EPS minus atau bahkan ekuitas minus, dan valuasinya mahal.
Saham-saham dengan fundamental jelek, lebih berisiko dan membuat trader secara psikologis tidak tenang jika menyimpan saham tersebut. Perusahaan yang kinerjanya jelek, pergerakan harga sahamnya lebih berisiko dan biasanya bergerak random, sehingga tidak worth it untuk disimpan dalam waktu lama. Apalagi jika patah tren sidewaysnya, maka bisa jadi saham tersebut malah turun terus.
SAHAM SIDEWAYS, BOLEH AVERAGING DOWN?
Dalam kondisi saham sideways, tidak disarankan melakukan averaging, karena averaging yang diterapkan pada saham sideways akan sia-sia. Tujuan averaging adalah mendapatkan saham pada harga rata2 yang lebih murah.
Sedangkan kalau sahamnya sideways, harga rata2 anda tidak akan berbeda jauh jika anda menambah porsi saham. Pada saham sideways, kita juga belum tau arah pergerakan selanjutnya, sehingga disarankan untuk hold atau jual berdasarkan analisa-analisa teknikal dan fundamentalnya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.