Banyak para pemain saham yang menghubungkan pergerakan IHSG dengan pergerakan harga saham. Kalau IHSG lagi bagus (bullish), maka saham-saham biasanya pada naik. Sebaliknya, ketika IHSG sedang jelek (bearish), maka mayoritas saham akan mengalami penurunan.
Memang benar, karena IHSG adalah cerminan atau gambaran besar pergerakan saham di Bursa Efek. IHSG sendiri adalah gabungan dari seluruh saham yang go public, yang bisa diperdagangkan di bursa.
Jadi, seberapa penting IHSG untuk mengambil keputusan membeli dan menjual saham? Apakah seorang trader dan investor perlu melihat arah pergerakan IHSG? Apakah pergerakan IHSG memberikan pengaruh terhadap return yang berpotensi anda peroleh di market?
IHSG penting untuk diperhatikan oleh trader dan investor. Tetapi, IHSG BUKAN PATOKAN dalam membeli dan menjual saham.
Artinya, IHSG adalah second analysis anda. Sedangkan analisis inti / utama yang harus anda lakukan ya adalah menganalisa saham-saham yang anda incar secara spesifik.
Bukan berarti karena IHSG naik, maka anda membeli saham-saham secara random karena anda berpikir kalau IHSG naik, maka saham apapun di Bursa pasti ikut naik.
Bukan berarti karena IHSG turun, anda menjadi takut untuk membeli saham apapun, karena beranggapan kalau IHSG turun, semua saham pasti akan jatuh.
Harga saham akan bergerak mengikuti kinerja fundamentalnya, maupun mengikuti pattern-pattern yang terbentuk akibat adanya transaksi dan psikologis market (jangka pendek).
Maka dari itu, dalam menganalisa saham, disarankan untuk FOKUS pada ANALISA KINERJA PERUSAHAAN (untuk investor saham) dan ANALISA TEKNIKAL (untuk trader saham), jangan terlalu terpaku pada IHSG.
Ketika kinerja perusahaan jelek atau sedang tidak menarik, maka pada saat IHSG naik saham tersebut bisa saja turun sendiri. Dan saat IHSG turun sangat mungkin saham tersebut turun lebih dalam.
Anda bisa lihat beberapa contohnya seperti saham ACES, GGRM, HMSP, di mana pada saat-saat IHSG bullish seperti sekarang, saham-saham tersebut justru turun sendiri dalam jangka waktu lama.
Perhatikan tren saham GGRM diatas, yang cenderung turun drastis dalam waktu cukup lama, padahal saat itu IHSG sedang bergerak bullish.
Hal ini karena saham-saham tersebut secara fundamental sedang mengalami penurunan, sehingga pada saat IHSG naik, justru saham2 tersebut banyak dijual, karena memang kurang menarik, dan saham-saham yang banyak naik adalah saham-saham dengan kinerja bagus, saham-saham yang booming seperti batu bara.
Nah, kalau anda berpikir IHSG naik, maka saatnya membeli saham apapun. Maka, anda berisiko terjebak membeli saham-saham yang sedang jelek ini tadi, dan akhirnya justru saham-saham anda turun sendiri di saat IHSG naik.
Itulah mengapa saya katakan bahwa fokus seorang trader dan investor, bukanlah melihat indeks, tetapi fokus anda adalah menganalisa saham-saham secara spesifik: Layak dibeli atau tidak.
Namun, memang ada "batas" di mana anda disarankan untuk memperhatikan IHSG juga sebelum memutuskan untuk membeli saham. "Batas" yang saya maksud adalah dalam kasus-kasus tertentu.
Biasanya ada dua kondisi di mana pergerakan IHSG memberikan pengaruh besar pada pergerakan saham-saham di market, yaitu dalam kondisi-kondisi berikut ini:
1. Jika market mulai crash, perhatikan IHSG
Market yang sedang crash karena resesi, seperti yang pernah kita alami tahun 2008 atau 2020, maka anda harus lebih mencermati IHSG sebelum membeli saham.
Dalam kondisi crash market atau ketika fundamental perusahaan-perusahaan lagi turun drastis, penurunana IHSG 1-3 pertama tidak bisa menjadi patokan bahwa saham-saham sudah terdiskon.
Karena biasanya IHSG bisa turun lebih banyak, dan hampir semua saham akan turun sangat dalam ketika kondisi crash. Perhatikan contoh crash market saat pandemi 2020 lalu:
Ketika market sedang banyak sentimen negatif, IHSG sudah naik tinggi, dan banyak saham overvalued, maka pada saat IHSG turun dalam 2-3 hari (tanda persegi), sebaiknya anda tidak terburu untuk langsung memborong saham, karena bisa jadi IHSG rawan untuk melanjutkan kembali penurunannya.
Maka dari itu, sebelum membeli saham dalam kondisi IHSG yang jelek, perlu cermati juga sampai kapan penurunan IHSG mulai reda, disitulah anda bisa mulai akumulasi saham-saham fundamental bagus dengan harga murah.
2. Jika anda membeli saham-saham big caps, IHSG perlu diperhatikan
Buat yang sering beli saham-saham yang searah dengan pergerakan IHSG, sebaiknya anda perlu memperhatikan IHSG juga sebelum membeli. Saham-saham yang searah dengan IHSG umumnya adalah saham blue chip dan saham-saham LQ45.
Walaupun demikian, anda juga harus menganalisa saham-sahamnya secara spesifik (secara fundamental atau teknikal), jangan membeli hanya karena melihat IHSG.
Seringkali terjadi, beberapa saham blue chip bisa bergerak berlawanan arah juga dengan pergerakan IHSG. Maka dari itu, seperti pesan saya di awal, fokus utama harus tetap pada analisa saham, sedangkan menganalisa IHSG adalah analisa tambahan.
Kesimpulannya, dalam trading dan investasi, jangan terlalu terpaku pada IHSG. Kalau IHSG turun, takut beli dan kalau IHSG naik, langsung borong semua saham.
Ada saat-saat di mana anda sebaiknya memperhatikan IHSG, tetapi sekali lagi, fokus utama yang harus dilakukan adalah menganalisa saham-saham yang anda incar lebih spesifik.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.