Sebagai "pemain lama" di Bursa saham, saya merasakan banyak perbedaan antara bursa saham beberapa tahun sebelumnya, dengan bursa saham sekarang. Bursa saham Indonesia tahun 2018 kebawah, pergerakannya masih sehat.
Tidak terlalu banyak manipulasi pasar. Ya meskipun manipulasi pasar itu pasti tetap ada. Contohnya saham-saham Lippo Group dan Bakrie Group, dari dulu sudah banyak bandar yang bermain disana, dan banyak manipulasi market. Tetapi pergerakan bursa saham Indonesia masih jauh lebih sehat di masa-masa itu.
Pada saat IHSG naik, saham-saham big caps adalah saham-saham yang memberikan kontribusi besar ke IHSG. Demikian sebaliknya, ketika IHSG jatuh, saham-saham big caps ikut jatuh.
Dulu belum terlalu banyak perusahaan yang IPO di Bursa. Jadi memilih saham itu tidak begitu sulit. Kita bisa memilih saham lebih mudah, dengan membeli saham-saham big caps saat IHSG turun. Dan belum terlalu banyak godaan di market.
Tetapi bursa saham sekarang, jauh lebih banyak manipulasi harga. Semenjak Bursa Efek Indonesia menggenjot target IPO saham-saham di bursa, dengan mempermudah syarat-syarat IPO, maka semakin banyak perusahaan yang tidak sehat, tetapi bisa listing di Bursa.
Apa dampaknya?
Dampak yang paling kita rasakan adalah semakin banyak saham jelek di Bursa. Pergerakan harga saham dalam jangka menengah-panjang akan mengikuti nilai fundamentalnya.
Jadi kalau ada perusahaan-perusahaan jelek, rugi bersih yang listing di bursa, maka jika kinerjanya di Bursa tidak berubah lebih baik, harga sahamnya dalam jangka panjang tidak akan diapresiasi pasar.
Dalam jangka pendek, saham-saham yang jelek biasanya akan bergerak sangat volatil, dan banyak manipulasi market. Banyak saham IPO dengan kinerja jelek, namun direkomendasikan oleh para analis, sering di pom-pom market maker.
Hal ini membuat para pemula mudah terjebak membeli saham-saham yang jelek, dan pada akhirnya nyangkut di harga pucuk.
Di pasar saham sekarang, jauh lebih banyak godaan. Banyak para influencer saham yang merekomendasikan saham atas kepentingan tertentu, banyak grup saham bertujuan untuk pom-pom saham-saham tertentu, banyak saham IPO yang kinerjanya jelek walaupun dari "kulitnya" terlihat sangat menarik.
Itulah membuat pergerakan pasar saham Indonesia saat ini tidak sebagus dulu, karena semakin banyak kepentingan yang terlibat di dalamnya.
Baru-baru ini, ramai saham GOTO yang terus ARB sampai hampir 2 minggu, padahal GOTO ini adalah salah satu saham penggerak IHSG. Sejak awal IPO, GOTO membukukan kerugian tetapi tetap bisa lolos IPO.
Sebelum GOTO, ada juga saham-saham seperti ARTO, EMTK, BUKA yang punya market cap cukup besar, tetapi saham-saham ini terus turun signifikan.
Hal ini berdampak besar pada pergerakan IHSG secara keseluruhan. Jadi kalau saham-saham ini turun, maka IHSG akan terseret jatuh, dan menyebabkan panic selling pada saham-saham lainnya yang bahkan tidak ada hubungannya dengan saham-saham tersebut.
Demikian pula, kalau saham-saham ini naik tinggi, maka IHSG akan hijau. Padahal setelah kita cross check penyebab IHSG hijau, yang lagi naik ya saham-saham jelek itu. Saham-saham big caps lainnya yang fundamentalnya bagus tidak ikutan naik.
STRATEGI TRADING DAN INVESTASI DALAM KONDISI IHSG "NEW ERA"
Karena saya adalah "pemain" lama di bursa saham, maka saya pribadi merasakan dengan sangat jelas perbedaan kualitas bursa saham Indonesia dulu dan sekarang.
Kalau dulu, memilih saham lebih mudah. Belum banyak perusahaan jelek yang IPO. Belum banyak para pom-pomers saham dan influencer saham yang kurang bertanggung-jawab ketika memberikan review atau bahkan rekomendasi saham.
Kalau sekarang, hal-hal ini semua sedang terjadi, yang membuat pergerakan IHSG tidak sebagus dulu. Walaupun IHSG naik, belum tentu saham-saham big caps bagus ikut naik.
Meskipun semakin banyak saham yang go public, tetapi pilihan saham-saham yang bagus tidak semakin banyak. Justru sebaliknya, dengan kondisi pasar saham sekarang, anda harus jauh lebih cermat memilih saham.
Ada beberapa strategi yang sebaiknya anda terapkan, jika anda ingin memilih saham:
1. Pilih saham yang fundamentalnya baik
Di saat-saat seperti ini, analisa fundamental memegang peranan besar, terutama buat anda yang ingin hold saham. Banyak godaan untuk membeli saham yang kelihatannya bagus, padahal fundamentalnya jelek, dan banyak investor terperangkap dalam jebakan ini.
Memilih saham berfundamental bagus, diperlukan supaya anda punya pondasi dalam membeli saham, dan tidak mudah tergoda membeli saham-saham jelek. Pelajari juga: Belajar Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.
2. Melihat IHSG tidak bisa dijadikan 100% patokan
Kalau biasanya anda sering trading dengan melihat IHSG, maka melihat IHSG saja tidaklah cukup. Apalagi dengan masuknya saham-saham fundamental jelek dengan market cap besar, pasti akan membuat pergerakan IHSG tidak sesuai dengan value-nya.
Sebagai contoh, ketika IHSG naik tinggi, bisa jadi saham-saham seperti GOTO, ARTO yang market capnya besar itulah yang lagi digoreng banda.
Sedangkan saham-saham bagus lainnya justru diam di tempat. Jadi, ketika IHSG lagi naik ataupun turun, anda harus cek saham-saham apa yang menggerakkan IHSG tersebut.
Jangan memborong saham hanya karena IHSG sedang naik, karena kenaikan IHSG belum tentu diikuti dengan kenaikan mayoritas saham bagus. Selain itu, selalu cek analisa teknikal ataupun valuasi (untuk investor), sebelum anda membeli saham.
3. Pilih saham yang anda PAHAM
Dengan banyaknya saham IPO, dan semakin banyak saham pom-pom di market, maka semakin banyak pula saham yang dari luar kelihatan menarik, tetapi banyak jebakan di dalamnya.
Maka dari itu, selalu pilih saham-saham yang anda pahami, baik kinerja fundamental, maupun analisa teknikalnya. Godaan di market pasti selalu ada, tetapi dengan membeli saham yang anda paham, psikologis anda akan lebih tenang.
Di pasar saham, psikologis adalah salah satu faktor terpenting agar anda bisa menghasilkan profit maksimal. Jika psikologis anda tenang, anda bisa mengambil trading decision lebih bagus, dan meminimalkan risiko panic selling hanya karena harga saham anda turun.
Meskipun pasar saham sekarang tidak sebagus dulu, tetapi bukan berarti anda tidak bisa meraih profit maksimal di market. Strategi, analisa, timing dan momentum, psikologis trading adalah hal-hal yang benar-benar harus diperhatikan sebelum anda memilih saham.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.